Foto: Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer, menggelar sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Jalan Udayana No. 2A Singaraja, Jumat (12/9/2025).
Singaraja, KabarBaliSatu
Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer, kembali menegaskan pentingnya memperkuat jati diri bangsa melalui pengamalan Empat Pilar Kebangsaan. Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan sosialisasi yang digelar di Jalan Udayana No. 2A Singaraja, Jumat (12/9/2025).
Empat Pilar Kebangsaan yang dimaksud adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Menurut Demer, keempat pilar tersebut merupakan konsensus dasar yang menjadi fondasi berdirinya bangsa, sekaligus pengikat persatuan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
“Pancasila adalah dasar dan ideologi negara yang menjadi pedoman hidup berbangsa. UUD 1945 adalah konstitusi yang menjadi hukum tertulis, sedangkan NKRI adalah harga mati bagi persatuan bangsa dari Sabang sampai Merauke. Sementara itu, Bhinneka Tunggal Ika adalah ruh kebersamaan yang mempersatukan keragaman suku, agama, dan budaya yang ada di Indonesia,” jelas Demer di hadapan peserta sosialisasi.
Ketua DPD Golkar Bali ini kemudian menekankan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar harus benar-benar dihayati, bukan hanya dipahami secara tekstual. Implementasi di tingkat masyarakat, kata Demer, menjadi kunci agar bangsa Indonesia tetap kuat menghadapi berbagai ujian.
Momentum sosialisasi tersebut juga dimanfaatkan Demer untuk menyerukan persatuan masyarakat Bali pasca bencana banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah pada 10 September lalu. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, tanpa memandang latar belakang, untuk bahu-membahu membantu korban dan memulihkan kondisi sosial-ekonomi.
“Bencana ini adalah ujian bagi kita semua. Saatnya masyarakat Bali bersatu, saling peduli, dan bergotong-royong untuk bangkit. Jangan ada sekat perbedaan, karena yang dibutuhkan sekarang adalah solidaritas,” ujar Demer.
Ia juga mengingatkan pentingnya Mulat Sarira atau introspeksi diri setelah musibah tersebut. Menurutnya, bencana alam harus dipandang sebagai peringatan agar manusia lebih arif dalam menjaga alam dan lebih tulus dalam membangun hubungan antarsesama.
“Kita perlu melakukan introspeksi. Apakah selama ini kita sudah cukup menjaga alam Bali? Apakah kita sudah menumbuhkan sikap saling menghargai dan gotong royong? Mari kita jadikan banjir ini sebagai momentum memperkuat kebersamaan, tidak hanya secara fisik tapi juga spiritual,” tambah pengusaha sukses asal Desa Tajun, Kabupaten Buleleng itu.
Sosialisasi Empat Pilar di Singaraja dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat, pemuda, hingga perwakilan organisasi lokal. Diskusi berlangsung interaktif, dengan banyak peserta menanyakan relevansi Empat Pilar dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di tengah derasnya arus globalisasi.
Demer menegaskan, bangsa yang kuat adalah bangsa yang tidak melupakan jati dirinya. “Kalau kita ingin maju, pondasi kebangsaan harus kuat. Tanpa itu, kita akan mudah goyah diterpa tantangan, baik dari luar maupun dari dalam negeri sendiri,” pungkasnya. (kbs)