Foto: DPD Partai Hanura Provinsi Bali menggelar Musyawarah Daerah (Musda) di The Trans Resort Bali pada Senin 11 Agustus 2025.
Denpasar, KabarBaliSatu
DPD Partai Hanura Provinsi Bali menggelar Musyawarah Daerah (Musda) di The Trans Resort Bali pada Senin 11 Agustus 2025. Musda kali ini mengangkat tema “Nangun Sat Kerthi Loka Bali Menuju Daerah Berdaya dan Indonesia Sejahtera”.
Acara Musda dibuka langsung Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang yang akrab disapa OSO bersama Sekretaris Jenderal DPP Partai Hanura Benny Rhamdani dan jajaran pengurus DPP Partai Hanura. Hadir pula Plt Ketua DPD Partai Hanura Bali Haji Akhmad Muqowam dan Sekretaris DPD Partai Hanura Bali Gde Wirajaya Wisna, para pengurus DPD Partai Hanura Bali, pengurus DPC Partai Hanura se-Bali, dan para kader serta simpatisan.
Istimewanya, Musda dihadiri langsung Gubernur Bali Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali. Turut hadir Bupati Klungkung, I Made Satria dan Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna.
Musda DPD Partai Hanura Bali kali ini menjadi agenda dan ajang konsolidasi internal yang penting dan strategis untuk arah dan masa depan partai ini di Pulau Dewata. Selain membahas progam kerja ke depan, agenda penting dalam Musda kali ini adalah pemilihan Ketua DPD Partai Hanura Bali.
Gde Wirajaya Wisna yang saat ini menjabat Sekretaris DPD Partai Hanura Bali disebut-sebut akan menerima mandat memimpin sebagai DPD Partai Hanura Bali dan diyakini membawa Hanura bangkit menuju kemenangan di Pulau Dewata Bali.
Plt Ketua DPD Partai Hanura Bali Haji Akhmad Muqowam menegaskan Hanura di Bali tetap solid di tengah berbagai dinamika yang ada. Pihaknya pun berharap siapapun yang terpilih sebagai Ketua DPD Partai Hanura Bali yang definitif dalam ajang Musda kali ini bisa totalitas membawa Hanura bangkit dan membesarkan partai ini dalam menyongsong Pemilu 2029.
Plt. Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Bali, Haji Akhmad Muqowam, menegaskan bahwa penunjukannya sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) tidak berkaitan dengan kesalahan organisasi. Sebaliknya, ia memandang jabatan tersebut sebagai bagian dari strategi konsolidasi internal partai.
“Saya ditunjuk menjadi Plt. Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Bali. Bagi saya, jabatan Plt. bukanlah risiko akibat kesalahan organisasi. Plt. harus dimaknai secara positif, sebagai bagian dari konsolidasi Partai Hanura. Plt. bukanlah bentuk punishment, melainkan terjadi karena berakhirnya periode kepengurusan DPD Partai Hanura Provinsi Bali, termasuk DPC-DPC di Bali,” tegas Muqowam dalam sambutannya pada Musda DPD Partai Hanura Bali di The Trans Resort Bali, Senin (11/8/2025).
Ia menegaskan bahwa mandat utamanya sebagai Plt. Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Bali adalah memastikan Musda dapat terselenggara dengan baik, yang menurutnya merupakan capaian penting berkat dukungan penuh Ketua Umum DPP Partai Hanura dan Gubernur Bali Wayan Koster.
“Tugas utama saya adalah mengantarkan terselenggaranya Musda DPD Partai Hanura Provinsi Bali, yang syukur Alhamdulillah dapat terlaksana hari ini. Terima kasih kepada Bapak Ketua Umum dan Bapak Gubernur,” ujarnya.
Muqowam kemudian memaparkan tujuh poin penting selama masa kepemimpinannya sebagai Plt.:
Pertama, ia menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum DPP Partai Hanura yang telah memberi kepercayaan kepada dirinya dan jajaran DPD Hanura Bali untuk mengemban amanah hingga Musda terselenggara.
Kedua, selama menjabat Plt., ia bersama pengurus telah melaksanakan berbagai kegiatan internal dan eksternal, yang hasil dan prosesnya dapat dilihat dalam rangkaian Musda kali ini.
Ketiga, ia mengapresiasi Gubernur Bali, Wayan Koster, yang dinilai telah memberi perhatian, pendampingan, dan bimbingan kepada Hanura Bali. Menurutnya, dukungan tersebut menjadi sinyal positif bagi eksistensi Hanura di Bali menuju Pemilu 2029.
Keempat, Muqowam menyoroti capaian penting di era kepemimpinan Gubernur Koster, yakni lahirnya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali. “Sepanjang sejarah, baru di bawah kepemimpinan Bapak Koster, Bali memiliki satu undang-undang khusus untuk provinsinya. Luar biasa,” ucapnya.
Kelima, ia menyebut penetapan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025–2125 sebagai visi strategis. Filosofi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang diusung dinilai sejalan dengan tema Musda Hanura Bali kali ini: “Nangun Sat Kerthi Loka Bali Menuju Daerah Berdaya dan Indonesia Sejahtera”.
Keenam, ia berharap dengan kepemimpinan Gubernur Koster, Hanura Bali mampu mendapatkan posisi terbaik dalam kancah politik di Pulau Dewata.
Ketujuh, Muqowam memohon arahan dan bimbingan Ketua Umum agar DPD Hanura Bali mampu memberi kontribusi maksimal di tingkat nasional dan meraih sukses pada Pemilu 2029.
Gubernur Bali Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Bali mengaku senang bisa hadir di acara Musda Hanura Bali kali ini. Selaku Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, Koster juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas dukungan totalitas Hanura se-Bali dalam Pilkada Serentak 2024 lalu sehingga calon kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan mampu menang di 8 kabupaten/kota di Bali dan juga menang di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali.
Lebih lanjut Koster menilai kontribusi kader Partai Hanura selalu hadir dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam diskusi untuk memberikan arahan pembangunan Bali ke depan. Sinergi dan kolaborasi yang terjalin dengan Hanura dinilai sudah sangat baik, demikian juga kerja sama dengan partai-partai lain untuk membangun Bali bersama-sama.
“Selama menjabat, kontribusi kader Partai Hanura selalu hadir dalam berbagai kesempatan. Mereka diajak berdiskusi untuk memberikan arahan pembangunan Bali ke depan. Sinergi dan kolaborasi dengan Partai Hanura pun telah terbangun sangat baik, demikian juga dengan partai-partai lain, demi membangun Bali secara bersama-sama,” terangnya.
Ia memaparkan kondisi Bali yang memiliki wilayah relatif kecil, yakni 5.590 km² atau sekitar 0,1% dari luas Indonesia, dengan jumlah penduduk 4,4 juta jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk di Bali tercatat hanya 0,66%, lebih rendah dari rata-rata nasional 1,04%.
Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dua anak pada masa Orde Baru pernah menjadi prestasi Bali hingga meraih penghargaan nasional. Namun, keberhasilan ini berdampak pada berkurangnya nama-nama tradisional seperti Nyoman dan Ketut. Bahkan, dalam 50 tahun ke depan, nama Ketut dikhawatirkan akan punah.
“Namun, keberhasilan ini juga berdampak pada berkurangnya nama-nama seperti Nyoman dan Ketut. Bahkan, dikhawatirkan dalam 50 tahun ke depan, nama Ketut bisa punah,” kata Koster.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, kebijakan KB di Bali kini tidak lagi membatasi jumlah anak. Bersama Kepala BKKBN Pusat, telah disepakati penerapan konsep KB tanpa batasan jumlah anak, empat, lima, bahkan enam anak diperbolehkan. Kebijakan ini bertujuan menjaga keberlangsungan identitas budaya dan tradisi nama khas Bali.
“Telah disepakati bahwa di Bali berlaku konsep “Keluarga Berencana” tanpa batasan jumlah anak, empat, lima, bahkan enam anak diperbolehkan, asalkan dari satu istri. Tujuannya adalah menjaga keberlangsungan identitas budaya dan tradisi nama khas Bali,” ungkapnya.
Gubernur Koster menyoroti penurunan populasi Bali yang berpotensi mengancam kelestarian budaya. Menurutnya, pelaku budaya, yakni masyarakat Bali itu sendiri, harus tetap ada agar budaya dapat terjaga. Isu ini menjadi bagian dari Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun ke depan, yang bertujuan menjaga eksistensi Bali agar tetap berkualitas, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Koster menambahkan bahwa Haluan Bali 100 Tahun merupakan konsep pembangunan komprehensif yang mencakup seluruh aspek kebutuhan dasar manusia, mulai dari lingkungan alam, manusia, hingga kebudayaan. Program ini akan dilaksanakan mulai 2025 hingga 2125. Gagasan tersebut merupakan arahan langsung dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang meminta Koster merancangnya secara matang. Ia pun memikirkan rancangan ini selama berhari-hari untuk menentukan langkah awal, pihak yang akan dilibatkan, serta elemen yang harus dipersiapkan.
“Gagasan ini merupakan arahan langsung dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Saat pertama kali diminta merancangnya, Wayan Koster mengaku sempat memikirkan konsep ini hingga tiga malam tanpa tidur, memikirkan bagaimana memulainya, siapa yang akan dilibatkan, dan apa saja yang harus disiapkan,” pungkasnya.
Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang yang akrab disapa OSO mengaku bangga dengan kekompakan dan soliditas seluruh jajaran pengurus dan kader Hanura di Bali dalam menyiapkan dan menyukseskan agenda Musda kali.
OSO juga menyampaikan pesan penting agar jajaran pengurus dan kader Hanura di Bali tetap bersemangat dan bersatu untuk membangun partai ini lebih baik ke depannya.
Di hadapan peserta Musda, OSO mengaku bangga dengan semangat yang ditunjukkan kader Hanura di Pulau Dewata. Ia menegaskan, konsistensi dan kesatuan langkah menjadi modal utama dalam membangun partai yang lebih kuat ke depan.
“Hanura adalah anak kandung rakyat yang ditakdirkan menjadi alat perjuangan politik rakyat di daerah,” ujar OSO, membuka arah pikirannya. Ia menekankan, filosofi perjuangan Hanura sangat jelas: “Daerah maju dan makmur, barulah Indonesia akan makmur.”
OSO kemudian menyoroti pentingnya kemakmuran daerah sebagai kunci kesejahteraan nasional. Ia menekankan bahwa jika daerah-daerah di Indonesia belum mencapai kemakmuran, maka seluruh elemen bangsa harus berpihak pada upaya memajukan dan memakmurkan daerah. Menurutnya, hanya dengan daerah yang maju dan sejahtera, Indonesia dapat meraih kesejahteraan secara menyeluruh.
“Apakah daerah-daerah di Indonesia sudah makmur? Kalau belum, maka kita harus berpihak pada upaya memakmurkan daerah. Sebab hanya dengan daerah yang makmur, Indonesia bisa Sejahtera,” tegasnya.
Meski berpihak pada kemajuan daerah, OSO menolak sikap eksklusif atau daerahisme. Ia mencontohkan karakter masyarakat Bali yang terbuka terhadap siapa pun, tanpa memandang asal-usul.
“Di kampung saya, orang Bali selalu menerima siapa pun. Begitu juga di Bali, semua pendatang dari daerah mana pun diterima masyarakat setempat. Ini harus menjadi contoh. Bukan daerahisme, tapi menghayati adat-istiadat setempat,” tegasnya lagi.
OSO menegaskan, Hanura akan selalu menjadi partai pejuang bagi rakyat dan daerah. Ia memastikan partainya siap bekerja sama dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik lain, serta seluruh kekuatan rakyat yang memiliki komitmen untuk memajukan daerah dan menyejahterakan Indonesia.
“Pada dasarnya, semua partai memiliki keinginan memakmurkan daerah. Tidak ada satu pun partai yang berniat jahat pada daerah. Betul, bukan?” tutupnya, disambut gemuruh tepuk tangan peserta Musda. (kbs)