Foto: Bupati Klungkung, I Made Satria, bersama Wakil Bupati Tjokorda Gde Surya Putra datang melayat ke rumah duka I Kadek Oka (51), salah satu korban tragedi tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.
Klungkung, KabarBaliSatu
Suasana duka menyelimuti Dusun Nesa, Desa Banjarangkan, Selasa (8/7), saat Bupati Klungkung, I Made Satria, bersama Wakil Bupati Tjokorda Gde Surya Putra datang melayat ke rumah duka I Kadek Oka (51), salah satu korban tragedi tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.
Dalam kunjungan itu, Bupati Satria secara langsung menyerahkan santunan dari Jasa Raharja kepada keluarga almarhum. Ia menyampaikan belasungkawa mendalam atas musibah yang menimpa Kadek Oka dan berharap prosesi Pitra Yadnya atau Ngaben yang tengah dipersiapkan keluarga berjalan lancar.
“Saya datang tidak hanya untuk melayat, tetapi juga menyalurkan bantuan dari Jasa Raharja. Semoga ini dapat meringankan beban keluarga yang ditinggalkan,” ujar Bupati Satria.
Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya kewaspadaan dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang belakangan sering terjadi, terutama bagi masyarakat yang melakukan aktivitas penyeberangan laut. “Utamakan keselamatan. Jangan abaikan risiko cuaca buruk,” pesannya tegas.
Diketahui, I Kadek Oka merupakan sopir truk dari perusahaan distributor semen di Klungkung. Ia menjadi salah satu korban dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada Rabu malam, 2 Juli 2025. Saat itu, ia tengah menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, mengemudikan truk bernomor polisi DK 8565 MH yang bermuatan semen.
Kadek Oka dikenal sebagai pribadi yang pekerja keras, meninggalkan seorang istri, dua anak, dan empat cucu. Jenazahnya tiba di rumah duka pada Selasa dini hari, disambut isak haru keluarga dan warga setempat.
Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya terjadi begitu cepat. Kapal dilaporkan berangkat pukul 22.56 WIB dan tenggelam hanya sekitar setengah jam kemudian, pukul 23.20 WIB. Dari data manifest, kapal tersebut membawa 65 orang—terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru—serta 22 kendaraan, termasuk 14 truk tronton.
Musibah ini menjadi peringatan keras akan pentingnya standar keselamatan pelayaran, terutama di tengah cuaca yang tidak menentu. (kbs)