BerandaDaerahBandara Ngurah Rai Lumpuh Sementara, Ekonomi Bali Rugi Triliunan Sehari? Ketua Komisi...

Bandara Ngurah Rai Lumpuh Sementara, Ekonomi Bali Rugi Triliunan Sehari? Ketua Komisi II DPRD Bali Ajus Linggih: Bandara Bali Utara Harus Segera Dibangun

Foto: Ketua Komisi II DPRD Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih atau Ajus Linggih.

Denpasar, KabarBaliSatu

Penutupan sementara Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai akibat insiden teknis pada pesawat Airfast pada Sabtu (8/3/2025) berbuntut panjang. Tak hanya mengganggu jadwal penerbangan, dampaknya juga dirasakan oleh perekonomian Bali.

Ketua Komisi II DPRD Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih atau Ajus Linggih, menyoroti besarnya kerugian yang ditimbulkan. Menurutnya, 31 penerbangan terdampak, dengan estimasi kerugian mencapai Rp62 miliar. belum lagi dampak ekonomi langsung dan multiflier efek dari penumpang yang datang ke Bali sehingga dengan kejadian tersebut ekonomi Bali diprediksi rugi triliunan rupiah sehari.

“Setiap pesawat yang datang membawa sekitar Rp2 miliar bagi ekonomi Bali, belum lagi multiflier efeknya,” ungkap Ajus, yang juga menjabat sebagai Ketua HIPMI Bali.

Baca Juga  Gubernur Koster: Kepala Daerah Wajib Dukung Penuh TP PKK, Posyandu, dan Dekranasda

Tak hanya itu, ia menegaskan bahwa keterbatasan Bandara Ngurah Rai semakin merugikan. Dengan hanya satu runway, banyak permohonan penerbangan yang terpaksa ditolak. “Apakah ini bukan termasuk kerugian ekonomi negara?” ujarnya retoris.

Sebagai wakil rakyat dari Buleleng, Ajus kembali memperjuangkan percepatan pembangunan Bandara Bali Utara. Ia mengingatkan bahwa dalam tiga tahun ke depan, Ngurah Rai akan mencapai kapasitas maksimal. “Pembangunan harus dimulai tahun 2025 sebelum ekonomi Bali stagnan dan kriminalitas meningkat. Saya harap pemerintah segera merealisasikan Bandara Bali Utara, sesuai rencana Pak Presiden Prabowo,” tegasnya.

Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Undiknas Denpasar, Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, menambahkan bahwa gangguan ini bukan sekadar soal penerbangan yang tertunda. Efek domino terjadi, mulai dari kerugian maskapai akibat pengalihan penerbangan, hingga penurunan pendapatan bandara.

Baca Juga  Dukung Aksi Kemanusian Donor Darah, Emiliana Sri Wahjuni Apresiasi Peserta dengan Bingkisan Beras

“Pariwisata Bali, yang sangat bergantung pada kelancaran akses udara, juga terdampak. Potensi pembatalan reservasi hotel dan tur semakin besar,” jelas Prof. Raka.

Seorang penumpang, Putu Suasta, juga mengeluhkan dampaknya. Alumni UGM dan Cornell University ini mengalami penundaan penerbangan selama lebih dari satu jam tanpa penjelasan jelas. “Di layar monitor cuma tertulis delay. Baru tahu penyebabnya setelah baca berita online,” ungkapnya.

Menurutnya, insiden ini semakin membuktikan bahwa Bali butuh bandara dengan lebih dari satu runway. “Ngurah Rai sudah tua dan letih. Sudah saatnya kita punya bandara dengan dua atau tiga runway,” tegasnya.

General Manager Bandara Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menjelaskan bahwa pesawat Airfast dengan nomor registrasi DH PK OAM 6 mengalami kendala teknis saat mendarat pada Sabtu (8/3/2025) pukul 09.26 WITA. Tujuh penumpang di dalamnya berhasil dievakuasi tanpa cedera.

Baca Juga  Keren! Gubernur Koster Banjir Penghargaan! Bali Jadi Percontohan Program IP Tourism KemenkumHAM, KBS Emang Top Deh!!!

Sebagai langkah pengamanan, runway ditutup sementara dari pukul 10.15 WITA hingga 12.10 WITA. Hal ini dilakukan untuk mengevakuasi pesawat dan memastikan tidak ada objek asing di landasan yang dapat membahayakan penerbangan lain. Akibatnya, 31 penerbangan terdampak, dengan beberapa dialihkan ke Lombok, Surabaya, Makassar, Semarang, Jakarta, dan Banyuwangi.

“Kami terus berupaya agar runway dapat segera kembali beroperasi normal,” pungkas Ahmad Syaugi.

Insiden ini semakin menguatkan urgensi pembangunan Bandara Bali Utara. Dengan volume penerbangan yang terus meningkat, ketergantungan pada satu bandara dengan satu runway menjadi risiko besar bagi ekonomi Bali. Kini, semua mata tertuju pada pemerintah pusat: akankah proyek strategis ini segera direalisasikan? (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini