BerandaEventBaligia Agung Puri Karangasem: Ritual Suci, Warisan Leluhur, dan Simbol Kebhinekaan Bali

Baligia Agung Puri Karangasem: Ritual Suci, Warisan Leluhur, dan Simbol Kebhinekaan Bali

Foto: Ribuan warga dan Semeton Puri Karangasem memadati kawasan Taman Sukasada Ujung untuk mengikuti Upacara Atma Wedana Utama (Baligia), Kamis (18/7/2025).

Karangasem, KabarBaliSatu

Taman Sukasada Ujung yang sarat sejarah dan spiritualitas kembali menjadi saksi peristiwa agung. Pada Kamis (18/7/2025), ribuan warga dan Semeton Puri Karangasem memadati kawasan tersebut untuk mengikuti Upacara Atma Wedana Utama (Baligia), sebuah ritual penyucian roh leluhur yang sarat makna dan nilai budaya tinggi. Para wisatawan mancanegara pun tak kuasa menyembunyikan kekaguman mereka atas kemegahan dan kekhidmatan prosesi ini.

Upacara yang dipimpin langsung oleh Manggala Karya Anak Agung Bagus Partha Wijaya—tokoh utama Puri Agung Karangasem—bukan hanya seremoni keagamaan, melainkan bentuk bakti spiritual dan pelestarian tradisi luhur yang diwariskan turun-temurun. “Warisan terbesar kepada anak cucu bukanlah harta, tetapi adat, budaya, dan nilai-nilai leluhur,” ujar AA Bagus Partha Wijaya, penuh haru.

Baca Juga  Diikuti 10 Ribu Peserta, Walikota Jaya Negara Lepas Jalan Sehat HUT ke-237 Kota Denpasar

Prosesi Baligia kali ini menempuh jarak 4,5 kilometer dari Puri Agung menuju Taman Sukasada. Tidak hanya melibatkan keluarga besar puri, namun juga masyarakat luas yang menyadari pentingnya hubungan antara masa kini dan masa lalu, sebagai bagian dari siklus reinkarnasi dan penghormatan terhadap roh para leluhur.

Baligia 2025 melibatkan 104 puspa/sekar (roh yang disucikan), termasuk 17 dari kalangan Puri, seperti Prof. A.A. Agung Gede Putra Agung dan A.A. Istri Agung Raka Padmi. Upacara ini menjadi titik temu antara dunia sekala (lahiriah) dan niskala (spiritual), sesuai dengan ajaran suci dalam Lontar Baligia.

“Jika Ngaben menyucikan unsur jasmani (Panca Maha Bhuta), maka Baligia adalah proses pemurnian tubuh halus (Panca Tan Matra), agar Atma dapat menyatu dengan Ida Sang Hyang Widhi di alam Siwa Loka,” jelas AA Bagus Partha Wijaya.

Baca Juga  Family Gathering BPR Kanti 2025 Membangun Generasi Hebat, Dukung Program Gubernur Koster Satu Keluarga Satu Sarjana

Puncak upacara akan berlangsung 20–23 Juli 2025, disemarakkan oleh kehadiran para penglingsir puri se-Bali, keraton nusantara, tokoh adat, pejabat pemerintahan, serta lebih dari 100 sulinggih Siwa-Buda dalam upacara Resi Bojana.

Ritual Lintas Waktu dan Etape Spiritual

Rangkaian ritual dimulai sejak Desember 2024 dengan Paruman Agung dan Ngaku Ngagem, berlanjut ke Bumi Sudha, Mendak Tirta, Ngajum, dan Melaspas Padma. Titik klimaksnya: Utpeti, kebangkitan roh menuju Siwa Loka pada 20 Juli 2025, diikuti Nganyut ke laut dan Nyegara Gunung sebagai penyeimbang energi dunia dan akhirat.

Harmoni dalam Kebhinekaan

Baca Juga  ArisanKU BPR Kanti: Simbol Sinergi BPR se-Indonesia, Hadirkan Kolaborasi dan Hadiah Spektakuler

Yang tak kalah penting, Karya Baligia ini mencerminkan wajah asli Bali: spiritual, toleran, dan inklusif. Warga Muslim Karangasem turut ambil bagian dalam pengamanan, gotong royong kebersihan, hingga membuka stan konsumsi di area upacara. Ini bukan sekadar bentuk toleransi, tapi cermin kebersamaan dan persatuan yang berakar sejak masa Kerajaan Karangasem.

“Braya Muslim bukan hanya hadir, tetapi menyatu dalam pelaksanaan upacara. Ini bukan toleransi, ini persaudaraan,” tandas AA Bagus Partha Wijaya.

Karya Baligia Utama 2025 Puri Agung Karangasem bukan hanya ritual penyucian, tapi juga pernyataan identitas budaya Bali: spiritualitas yang agung, kesetiaan pada leluhur, dan kekuatan dalam keberagaman. Sebuah teladan luhur dalam membangun peradaban yang berakar kuat, menyongsong masa depan yang penuh cahaya. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini