BerandaDaerahArt Festival KBMHD Undiknas 2025: Menjaga Warisan Prof. Gorda, Hidupkan Spirit Seni...

Art Festival KBMHD Undiknas 2025: Menjaga Warisan Prof. Gorda, Hidupkan Spirit Seni dan Budaya Bali

Foto: Seminar Nasional Art Festival KBMHD Undiknas 2025 mengusung tema besar “Menjaga Warisan, Menciptakan Masa Depan: Seni Rupa dalam Genggaman Generasi Digital.”

Denpasar, KabarBaliSatu

Keluarga Besar Mahasiswa Hindu Dharma (KBMHD) Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) kembali menggelar kegiatan bergengsi bertajuk Seminar Nasional Art Festival KBMHD Undiknas 2025. Kegiatan ini mengusung tema besar “Menjaga Warisan, Menciptakan Masa Depan: Seni Rupa dalam Genggaman Generasi Digital” sebagai upaya memperkuat peran seni rupa tradisional dan modern di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.

Acara ini dilaksanakan secara luring dan daring pada Jumat, 17 Oktober 2025 di Auditorium Dwi Tunggal Kampus Undiknas, dengan tujuan memperluas jangkauan partisipasi peserta dari berbagai daerah. Kegiatan didukung penuh oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Pusat Studi Undiknas (PSU) Denpasar, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Bali, ⁠IKABOGA Bali, dan ⁠Rotary Club of Bali Bersinar.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh penting di bidang kebudayaan dan seni rupa. Sebagai Keynote Speaker, hadir secara daring Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, yang memberikan pandangan strategis terkait pelestarian serta inovasi seni rupa Indonesia di tengah arus digitalisasi.

Selain itu, dua akademisi turut hadir langsung sebagai narasumber untuk berbagi ilmu dan inspirasi kepada peserta, yaitu Dr. Ni Putu Laras Purnamasari, S.Sn., M.A., Kaprodi Pendidikan Seni Rupa Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, dan Drs. I Made Suparta, M.Hum., dosen ISI Denpasar. Seminar ini dimoderatori oleh Nyoman Devi Sutriasih.

Seminar Nasional ini tidak hanya menjadi wadah berbagi ilmu dan inspirasi, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi seluruh peserta. Kegiatan ini menjadi kesempatan berharga untuk memperluas pengetahuan (knowledge) serta menjalin relasi dengan akademisi dan praktisi seni rupa dari berbagai wilayah di Indonesia.

Seminar Nasional ini menjadi pembuka rangkaian Art Festival KBMHD Undiknas 2025. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang akademik dan budaya, tetapi juga momen reflektif untuk mengenang 18 tahun wafatnya Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Gorda, M.S., sosok inspiratif yang telah menjadi bagian dari perjalanan panjang kegiatan ini. Prof. Gorda merupakan Ayahanda dari Kepala Pusat Studi Undiknas (PSU) Dr. Gung Tini Gorda.

Prof. Gorda adalah seorang tokoh pendidikan di Bali dengan spirit membangun SDM lewat pendidikan yang namanya terus dikenang sepanjang masa. Prof. Gorda adalah salah satu pendiri Yayasan Perdiknas (Perkumpulan Pendidikan Nasional) yang melahirkan Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS) yang juga SMP Nasional dan SMK Teknologi Nasional.

Ketua Panitia, Ni Kadek Sindi Anggayani, menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan Seminar Nasional Art Festival KBMHD Undiknas 2025.

“Tema yang diangkat tahun ini mencerminkan cahaya keindahan seni Bali yang menerangi kehidupan, mengedepankan kebijaksanaan dalam berkarya, serta menumbuhkan keselarasan antara seni, filosofi hidup, dan nilai-nilai budaya,” tegasnya.

Sindi Anggayani juga menekankan bahwa kejujuran dan keaslian merupakan pondasi utama dalam menjaga harmoni dan mendorong inovasi budaya, sehingga seni tidak hanya menjadi bentuk ekspresi, tetapi juga cerminan karakter dan jati diri bangsa.

Ketum KBMHD Undiknas, I Gede Ari Kusuma Dinata, mengatakan, melalui tema yang diangkat seminar ini menegaskan pesan kuat tentang pentingnya sinergi antara tradisi dan inovasi. Di tengah derasnya arus digitalisasi, KBMHD Undiknas ingin menumbuhkan kesadaran bahwa seni dan budaya tidak boleh memudar, namun sebaliknya, harus dibawa ke ruang-ruang baru yang lebih luas, modern, dan relevan bagi generasi muda.

Program ini juga menjadi semakin berwarna dengan dua kegiatan artfestival lainnya, yaitu lomba lagu pop Bali dan lomba ngulek sambal, serta ditutup dengan Malam Apresiasi Seni sebagai puncak dari seluruh rangkaian acara dan sekaligus sebagai penutup Art Festival KBMHD 2025.

Baca Juga  Gubernur Koster Ajak Media Televisi Manfaatkan Turyapada Tower: Gratis 6 Bulan, Tinggal Pakai, Jadi Destinasi Wisata Dunia

“Kami, KBMHD Undiknas, menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dan memberikan dukungan penuh, mulai dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Pusat Studi Undiknas (PSU), IKABOGA, HIPPI Bali, hingga Rotary Club of Bali Bersinar,” katanya.

Pembina KBMHD Undiknas, Dr. Gung Tini Gorda, menegaskan pentingnya semangat sinergi dan kolaborasi dalam setiap kegiatan organisasi mahasiswa. Semangat ini, yang telah menjadi napas gerakan yang telah disosialisasikan sejak masa pandemi Covid-19 melalui tagline Sinergi Pang Pade Payu.

Di bawah pembinaannya, KBMHD Undiknas dinilai berhasil menjaga konsistensi kegiatan tahunan, khususnya melalui Art Festival, yang menjadi agenda unggulan dan simbol kreativitas mahasiswa Hindu di Undiknas.

“Kegiatan Art Festival yang memasuki tahun ke-18 ini sekaligus menjadi momentum reflektif bagi Saya untuk mengenang warisan nilai dan semangat dari kedua orang tua Saya, terutama Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Gorda, M.S., sosok yang dikenal sebagai tokoh pendidikan dan kebudayaan Bali,” kenangnya.

Gung Tini Gorda menyoroti sejarah lahirnya KBMHD Undiknas, yang pembina pertamanya adalah ayah dan ibunya sendiri. Dari perjalanan itu, ia melihat bagaimana nilai-nilai kepemimpinan Hindu yang setara dan inklusif telah menjadi dasar bagi pengembangan karakter mahasiswa hingga saat ini. Ia juga menegaskan bahwa kolaborasi lintas kepercayaan dan agama perlu terus diperkuat, bukan sekadar melalui kegiatan seremonial, tetapi dalam membangun kepemimpinan spiritual yang berakar pada nilai-nilai luhur agama dan budaya.

Perjalanan panjang Art Festival KBMHD juga menjadi wadah penerusan nilai budaya keluarga Gorda. Inspirasi kegiatan seperti lomba ngulek sambal, misalnya, lahir dari sosok sang ibu yang dikenal sederhana dan hangat dalam menjamu tamu. “Tradisi masakan rumahan yang menjadi simbol kebersamaan itu kini diangkat kembali dalam konteks modern untuk menumbuhkan semangat kekeluargaan dan kearifan lokal di kalangan mahasiswa,” tuturnya.

Gung Tini Gorda juga mendedikasikan penyelenggaraan Art Festival tahun ini untuk mengenang sang ayah, Prof. Gorda, yang semasa hidupnya aktif menanamkan nilai-nilai budaya, seni, dan spiritualitas dalam dunia pendidikan.

“Dedikasi terhadap seni dan budaya bukan hanya bentuk ekspresi kreatif, tetapi juga bagian dari tanggung jawab intelektual dalam menjaga warisan kebangsaan,” tegasnya.

Sebagai pembina, Gung Tini Gorda berkomitmen untuk terus mendampingi KBMHD Undiknas dan menjadikannya wadah terbuka bagi seluruh mahasiswa, tanpa memandang latar belakang agama. Ia berharap, organisasi ini dapat terus menumbuhkan jiwa kepemimpinan, solidaritas antarumat, serta semangat inovatif yang berlandaskan nilai-nilai ke-Hindu-an dan semangat kebersamaan.

Gung Tini Gorda menegaskan pentingnya menjaga keberlanjutan dan regenerasi organisasi. “ Saya harap KBMHD Undiknas tetap menjadi rumah besar yang inklusif, tempat setiap mahasiswa dapat menyalurkan bakat dan minatnya, baik di bidang seni, budaya, maupun spiritualitas, demi memperkuat jati diri dan harmoni kampus,” pungkasnya.

Deputy Vice Rector for Student Affairs and Alumni, I Gusti Ngurah Oka Ariwangsa, mangapresiasi pelaksanaan Art Festival KBMHD Undiknas 2025. Kegiatan ini dinilai sebagai langkah strategis dalam memperkuat nilai-nilai budaya dan karakter mahasiswa di tengah arus modernisasi.

Menurutnya, Art Festival KBMHD Undiknas 2025 menjadi bentuk nyata komitmen mahasiswa dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan daerah. “Melalui kegiatan ini, Saya harap generasi muda semakin memahami bahwa identitas suatu daerah tercermin dari kebudayaan yang dimilikinya, dan penting untuk terus dilestarikan,” harapnya.

Ia juga menegaskan dukungan terhadap seluruh program kerja KBMHD yang berorientasi pada kolaborasi dan pengembangan diri mahasiswa.

Baca Juga  Lewat Bantuan Sound System, Demer Dorong Generasi Muda Bali Jaga Adat dan Tradisi demi Ajeg Bali

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., hadir secara daring sebagai Keynote Speaker dalam Seminar Nasional Art Festival KBMHD Undiknas 2025. Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon menegaskan pentingnya menjaga kesinambungan seni dan budaya di tengah era digital yang terus berkembang.

Seminar nasional ini menjadi bagian dari rangkaian Art Festival KBMHD Undiknas 2025, sekaligus momentum peringatan 18 tahun wafatnya salah satu pendiri utama Undiknas, Almarhum Prof. Gorda. “Meskipun tidak diselenggarakan tepat pada tanggal wafat beliau, yaitu 23 Oktober, kegiatan ini tetap digelar pada bulan yang sama sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan dedikasi besar Prof. Gorda terhadap dunia pendidikan dan kebudayaan nasional,” tegasnya.

Fadli Zon menilai Prof. Gorda sebagai sosok akademisi, tokoh pendidikan, sekaligus budayawan yang berperan penting dalam pengembangan sumber daya manusia serta pelestarian nilai-nilai budaya, khususnya di Bali dan Indonesia. Ia menekankan bahwa di tengah derasnya arus modernitas dan kemajuan teknologi, seni dan budaya harus mampu hidup serta berkembang mengikuti dinamika zaman.

Art Festival KBMHD Undiknas 2025 juga menghadirkan dua kegiatan penting lainnya, yaitu Lomba Lagu Pop Bali dan Lomba Ngulek Sambel yang digelar pada 19 Oktober. Menurut Menteri Fadli Zon, kegiatan ini menjadi ajang apresiasi terhadap musik dan kuliner tradisional Bali yang terus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan akar budaya lokal.

Menteri Fadli Zon juga menilai Art Festival KBMHD Undiknas 2025 berperan penting dalam memperkuat keberlanjutan budaya bangsa agar tetap hidup, relevan, dan berdaya di tengah perubahan dunia digital yang serba cepat. “Kegiatan ini juga menjadi wadah lahirnya generasi muda yang berkarakter, berbudaya, dan mampu bersaing secara global,” pungkasnya.

Narasumber berikutnya yang hadir secara langsung adalah Dr. Ni Putu Laras Purnamasari, S.Sn., M.A., selaku Kaprodi Pendidikan Seni Rupa Universitas PGRI Mahadewa Indonesia. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa Program Studi Pendidikan Seni Rupa di kampusnya memiliki UKM Ruang Undagi, yang berfokus pada penciptaan produk seni dan inovasi berbasis lingkungan.

“Di era modern saat ini identitas visual dan merek (brand) memegang peranan penting, terutama karena berkaitan erat dengan desain grafis sebagai bentuk komunikasi visual,” katanya.

Secara garis besar, pentingnya identitas visual dapat dilihat dari empat fungsi utama. Pertama sebagai pengenalan merek agar mudah dikenali, kedua sebagai pembeda dari kompetitor melalui ciri khas yang menonjol, ketiga untuk meningkatkan keterlibatan konsumen lewat daya tarik visual dan pesan yang konsisten, dan keempat untuk membangun loyalitas konsumen sehingga brand tetap diingat dan dipercaya dalam jangka panjang.

“Keempat aspek ini menjadi fondasi penting dalam memperkuat daya saing dan keberlanjutan produk di pasar,” katanya.

Narasumber selanjutnya, Drs. I Made Suparta, M.Hum., yang juga dosen ISI Denpasar, memberikan pandangan mendalam mengenai perjalanan dan semangat berdirinya KBMHD Undiknas. Ia menilai organisasi ini lahir melalui perjuangan yang luar biasa, dibangun atas dasar semangat kebersamaan dan dedikasi terhadap pelestarian nilai-nilai budaya serta pendidikan.

KBMHD Undiknas disebutnya sebagai salah satu organisasi kebanggaan yang mampu menjaga konsistensi dalam berkarya. Berbagai kegiatan yang digelar tidak hanya menjadi wadah ekspresi dan pengembangan kreativitas mahasiswa, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap perjuangan Almarhum Prof. Gorda, sosok yang dikenal berjasa besar di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Dr. Suparta juga menilai bahwa Undiknas memiliki posisi yang istimewa di antara perguruan tinggi lainnya. “Undiknas sebagai institusi dengan “kasta tertinggi” karena keberhasilannya memadukan semangat akademik, nilai-nilai budaya, dan komitmen terhadap kemajuan pendidikan yang berkelanjutan”, katanya.

Baca Juga  Gubernur Koster Jawab Fraksi DPRD: Tegaskan Komitmen Jaga Alam Bali, Sampah & Pungutan Wisman Diatur Lebih Jelas

Suasana seminar semakin hidup saat memasuki sesi tanya jawab. Para peserta tampak antusias menyampaikan berbagai pertanyaan kepada para narasumber terkait tema kebudayaan dan tantangan di era digital.

Salah satu peserta, Satya Wijaya, menyoroti fenomena kemajuan teknologi yang membuat informasi tentang budaya semakin mudah diakses oleh siapa pun. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kemudahan tersebut bisa menjadi ancaman, karena justru berpotensi menggerus kebudayaan lokal.

Menurutnya, kondisi saat ini menunjukkan kecenderungan masyarakat, terutama generasi muda, yang lebih tertarik pada budaya luar dibandingkan budaya daerahnya sendiri. Ia pun mempertanyakan faktor-faktor apa yang sebenarnya memengaruhi menurunnya minat generasi muda terhadap kebudayaan lokal.

Pertanyaan menarik juga datang dari peserta lainnya, Farra Celsea, yang menyoroti perkembangan teknologi dalam dunia seni rupa. Ia menanyakan pandangan para narasumber terkait fenomena semakin banyaknya karya seni yang diciptakan dengan bantuan Artificial Intelligence (AI) dan teknologi digital.

Farra mempertanyakan, apakah kemajuan ini justru menjadi ancaman terhadap orisinalitas budaya dan nilai autentik sebuah karya seni, atau sebaliknya, dapat menjadi peluang baru untuk pelestarian dan inovasi seni rupa di era modern.

Seminar Nasional Art Festival KBMHD Undiknas 2025 mendapat dukungan penuh dari berbagai organisasi dan lembaga mitra. Salah satunya datang dari Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Bali yang diwakili oleh Lindawati.

Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan apresiasi dan semangat kolaboratif yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Menurutnya, Art Festival KBMHD Undiknas 2025 menjadi ruang yang sangat baik untuk memperkuat sinergi antara dunia akademik, komunitas seni, dan pelaku usaha. “Saya berharap kolaborasi yang terjalin dapat berjalan berkelanjutan sehingga membawa keberhasilan bersama bagi seluruh pihak yang terlibat,” harapnya.

Dukungan juga mengalir dari Ketua DPD IKABOGA Bali, Ir. Hj. Nimmi Gulam, yang menyampaikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan Seminar Nasional Art Festival KBMHD Undiknas 2025. Ia menilai kegiatan ini memiliki makna mendalam, terutama karena diselenggarakan dalam rangka mengenang wafatnya tokoh pendidikan dan kebudayaan, Prof. Gorda.

Dalam kesempatan tersebut, Nimmi Gulam menegaskan bahwa IKABOGA Bali turut bersinergi dengan KBMHD Undiknas dan sejumlah organisasi lainnya untuk menyukseskan rangkaian kegiatan festival. “Sebagai bentuk dukungan konkret, IKABOGA akan menggelar Lomba Ngulek Sambel pada 19 Oktober 2025, yang menjadi bagian dari upaya pelestarian dan pengembangan kekayaan kuliner tradisional Bali,” terangnya.

Apresiasi serupa datang dari Rotary Club of Bali Bersinar. Rotarian Anak Agung Rai Tirtawati menyampaikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Art Festival KBMHD Undiknas 2025, yang dinilainya sebagai kegiatan bernilai luhur karena digelar untuk memperingati wafatnya Prof. Gorda, tokoh besar pendidikan dan kebudayaan Bali.

Ia mengungkapkan rasa bangga dan apresiasi atas kelancaran seluruh rangkaian acara. Menurutnya, Rotary Club of Bali Bersinar senantiasa membuka ruang kolaborasi dan sinergi, baik dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Rotary sendiri maupun melalui kerja sama dengan KBMHD Undiknas.

“Sinergi semacam ini menjadi wujud nyata kepedulian bersama dalam mengembangkan seni, budaya, dan nilai-nilai kemanusiaan di tengah masyarakat,” katanya.

Seminar Nasional Art Festival KBMHD Undiknas 2025 menjadi bukti nyata bahwa semangat menjaga warisan budaya dapat berjalan beriringan dengan inovasi digital. Melalui spirit Sinergi Pang Pade Payu antar lintas lembaga dan generasi, kegiatan ini menegaskan peran mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai seni dan kebudayaan di tengah arus modernisasi. Dari Undiknas, cahaya seni dan budaya terus menyala, menerangi masa kini dan menuntun langkah menuju masa depan yang berakar pada tradisi dan berpikir modern. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini