Foto: Gubernur Bali Wayan Koster turun langsung meninjau pelaksanaan Pungutan Wisatawan Asing (PWA) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Sabtu (23/8/2025).
Badung, KabarBaliSatu
Bali kembali mencatat sejarah baru. Sepanjang 2024, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Pulau Dewata mencapai 6,4 juta orang, melampaui rekor pra-pandemi pada 2019 yang tercatat 6,25 juta orang. Angka tersebut setara dengan 66 persen dari total kunjungan wisman ke Indonesia yang berjumlah 13,9 juta orang hingga November 2024.
Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan, capaian ini bukan sekadar kebanggaan, tetapi juga alarm politik dan ekonomi bahwa pariwisata Bali adalah lokomotif utama Indonesia. “Devisa pariwisata Bali pada 2024 menembus Rp107 triliun, hampir separuh dari total devisa pariwisata nasional sebesar Rp243 triliun,” ujar Koster dalam rapat koordinasi bersama seluruh instansi terkait di Terminal Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Sabtu (23/8/2025).
Meski begitu, kunjungan wisatawan domestik (wisdom) belum pulih sepenuhnya, hanya mencapai 9,6 juta orang, masih di bawah capaian 2019 yang menembus 10,5 juta.
Melihat peran vital Bali dalam menopang ekonomi nasional, Koster menyoroti kualitas pelayanan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai pintu gerbang utama Indonesia di mata dunia.
“Pariwisata Bali telah membuktikan diri. Kini giliran Bandara I Gusti Ngurah Rai memastikan pelayanan berkelas dunia. Ini bukan sekadar teknis, melainkan soal menjaga martabat Bali dan Indonesia di hadapan dunia,” tegas Koster.
Dalam arahannya, Gubernur menekankan sejumlah langkah strategis:
- Koordinasi lintas instansi tanpa ego sektoral dengan otoritas bandara sebagai komando utama.
- Peningkatan integritas petugas, pelayanan ramah, informatif, dan bebas praktik pelanggaran hukum.
- Modernisasi fasilitas oleh Angkasa Pura, termasuk mengganti infrastruktur tua, menghapus pungutan parkir keluar-masuk seperti di Bandara Soekarno-Hatta, serta mendorong penggunaan kendaraan listrik.
- Penertiban transportasi liar dan penjemput freelance di area bandara.
- Perbaikan estetika lingkungan, mencakup kebersihan, kenyamanan, dan keindahan area bandara.
- Penyediaan konter khusus Pungutan Wisatawan Asing (PWA) di titik strategis terminal.
Pernyataan Koster sekaligus menegaskan bahwa keberhasilan pariwisata Bali tak hanya soal angka, melainkan **pertaruhan citra politik dan diplomasi budaya Indonesia**. Dengan lebih dari separuh devisa pariwisata nasional berasal dari Bali, standar pelayanan di Ngurah Rai otomatis menjadi tolok ukur reputasi Indonesia di mata dunia.
“Dengan langkah-langkah ini, saya yakin Bandara Ngurah Rai mampu menjadi bandara berkelas dunia, etalase pariwisata Bali, sekaligus wajah Indonesia di mata masyarakat global,” pungkas Koster. (kbs)