Foto: Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Demokrat Dapil Bali, Tutik Kusuma Wardhani.
Denpasar, KabarBaliSatu
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Demokrat Dapil Bali, Tutik Kusuma Wardhani, menegaskan bahwa pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bali berjalan sukses dan mendapat partisipasi luas dari masyarakat. Pernyataan ini disampaikan di sela-sela kegiatan donor darah bertema “Setetes Darah Anda, Nyawa Bagi Sesama”, rangkaian Perayaan HUT ke-24 Partai Demokrat di Bali yang digelar di Banjar Belong Menak, Jalan Sutomo No. 58/62, Denpasar, Sabtu (9/8/2025), dihadiri Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali, I Komang Nova Sewi Putra, dan Bendahara DPD Demokrat Bali, Utami Dwi Suryadi.
Tutik menilai, program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini bukan hanya menekan angka gizi buruk dan stunting, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal melalui keterlibatan UMKM, petani, dan nelayan.
Program MBG, yang menjadi salah satu langkah strategis Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, bertujuan memperkuat pembangunan sumber daya manusia, mengatasi gizi buruk dan stunting, serta meningkatkan kualitas pendidikan.
Program ini menyasar kelompok rentan seperti balita, anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, sekaligus menggerakkan ekonomi lokal melalui keterlibatan UMKM, petani, dan nelayan dalam rantai pasokan.
Tutik menyampaikan bahwa Bali menjadi salah satu daerah dengan progres positif dalam pelaksanaan MBG. Setelah melalui proses sosialisasi yang cukup panjang, program yang awalnya sulit menarik partisipasi komunitas dan masyarakat kini justru mendapat sambutan yang sangat tinggi, bahkan jumlah pihak yang ingin terlibat sudah melebihi perkiraan.
Menurutnya, antusiasme tersebut menjadi bukti nyata bahwa program ini memberikan manfaat besar, tidak hanya bagi penerima manfaat, tetapi juga bagi masyarakat sekitar.
“Ini merupakan sesuatu kesuksesan, betul-betul bahwa program ini bermanfaat untuk penerima manfaat, juga untuk masyarakat di sekitarnya. Ekonomi akan tumbuh, karena ini juga ada skala bisnisnya. Yayasan ikut berkembang. Sudah berbisnis, tapi kita memperhatikan masyarakat sekitar,” jelasnya.
Tutik menegaskan bahwa hingga saat ini pelaksanaan Program MBG di Bali belum menemui kendala, berbeda dengan situasi di sejumlah daerah lain. Ia menyebut keberhasilan ini tak lepas dari pengawalan ketat di lapangan yang dilakukan secara berkelanjutan, sehingga pelaksanaan program dapat berjalan sukses tanpa cacat.
“Untuk kendala, di Bali saya belum ada, mudah-mudahan tidak akan ada. Karena kami selalu mengawal terus. Tidak seperti di daerah lain, kami selalu mengawal di lapangan. Tolong jaga untuk di Bali ini bagaimana memang betul-betul sukses tanpa cacat,” katanya.
Ia optimistis keberhasilan Program MBG di Bali akan terus terjaga berkat koordinasi erat antara pemerintah, yayasan pelaksana, dan masyarakat. Terkait isu keterlambatan pembayaran kepada pihak pelaksana, yang terjadi di daerah luar Bali, Tutik menegaskan bahwa hal tersebut bukan disebabkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) atau pemerintah, karena seluruh kewajiban pembayaran telah dilaksanakan. Menurutnya, jika ada kendala, hal itu terjadi pada hubungan antara yayasan dengan pekerjanya, bukan pada pihak pemerintah.
“Dan tentang pembayaran yang tidak dilakukan oleh Yayasan itu bukan berarti Badan Gizi Nasional (BGN) atau pemerintah yang salah. Pemerintah sudah membayar. Berarti di sana ada kendala hubungan antara Yayasan dengan pekerjanya. Pemerintah selalu sudah bayar apapun kewajibannya,” tegasnya.
Dengan pengawalan ketat dan partisipasi luas masyarakat, Program Makan Bergizi Gratis di Bali diharapkan tidak hanya menjadi solusi untuk mengatasi masalah gizi, tetapi juga motor penggerak ekonomi lokal. Tutik mengajak semua pihak menjaga keberhasilan ini demi masa depan generasi muda yang lebih sehat, cerdas, dan sejahtera. (kbs)