Foto: Bupati Klungkung I Made Satria bersama istri Ny. Eva Satria dan sejumlah pejabat daerah menghadiri puncak upacara Karya Aci Pengenteg Jagat di Pura Gelap, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Jumat (8/8).
Karangasem, KabarBaliSatu
Bupati Klungkung I Made Satria bersama istri Ny. Eva Satria dan sejumlah pejabat daerah menghadiri puncak upacara Karya Aci Pengenteg Jagat di Pura Gelap, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Jumat (8/8). Acara yang digelar rutin setiap Purnama Karo ini merupakan wujud bakti spiritual kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai penguasa alam semesta.
Selain Bupati dan jajaran Pemkab Klungkung, turut hadir Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Surya Putra, Sekretaris Daerah Anak Agung Gede Lesmana, Penasehat Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi Bali Ny. Seniasih Giri Prasta beserta rombongan, dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Klungkung.
Kadis Kebudayaan Klungkung, I Ketut Suadnyana menjelaskan bahwa Karya Aci Pengenteg Jagat merupakan upacara sakral yang menjadi tradisi tahunan Pemerintah Kabupaten Klungkung sebagai bentuk penghormatan dan permohonan keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa.
“Upacara ini rutin dilaksanakan setiap tahun tepat pada Rahina Purnama Karo. Prosesi Karya diawali dengan Nedunang Pralingga Ida Bhatara pada Buda Kliwon Ugu Rabu (6/8), dilanjutkan Mapepada Wewalungan Weaspati Umanis Ugu Kamis (7/8), puncak karya pada Sukra Paing Ugu Jumat (8/8), dan diakhiri dengan Penyindeban pada Soma Kliwon Wayang Senin (11/8),” jelas Ketut Suadnyana.
Bupati Klungkung I Made Satria dalam sambutannya berharap agar upacara ini tidak hanya menjadi ritual keagamaan semata, tetapi juga sebagai momentum memohon bimbingan dan keseimbangan alam semesta, khususnya untuk Bali dan Klungkung secara khusus.
“Melalui upacara ini, kita memohon keselamatan dan keseimbangan alam beserta isinya serta kelancaran dalam memimpin Klungkung menuju Klungkung yang mahottama,” ujar Bupati Satria.
Puncak upacara Karya Aci Pengenteg Jagat dipimpin oleh dua pemangku agama ternama, yakni Ida Pedanda Gde Putra Gelgel dari Geriya Kediri Sengguan Klungkung (Siwa) dan Ida Pedanda Gde Jelantik Pradnya Putra dari Geriya Wanasari Sidemen Karangasem (Buda). Prosesi ini dimeriahkan dengan sesolahan tari rejang, pertunjukan topeng, dan wayang lemah, yang menambah khidmat dan sakralnya acara.
Tradisi ini menjadi salah satu contoh bagaimana pemerintah daerah Klungkung mengedepankan nilai-nilai budaya dan spiritual dalam menjaga keharmonisan alam dan masyarakat, sebagai bagian penting dari pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat Bali. (kbs)