Foto: Pusat Studi Undiknas (PSU) bersama Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Bali melalui inisiasi gerakan Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Desa Awan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Bangli, KabarBaliSatu
Langkah progresif dalam pemberdayaan masyarakat desa kembali ditunjukkan oleh Pusat Studi Undiknas (PSU) bersama Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Bali melalui inisiasi gerakan Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Desa Awan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Program ini resmi dideklarasikan sebagai Pilot Project RBI Mandiri dalam sebuah penandatanganan komitmen bersama (MoU) yang digelar pada Senin, 4 Agustus 2025.
Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur penting, mulai dari unsur pemerintah, akademisi, hingga organisasi masyarakat sipil. Diantaranya adalah Pusat Studi Undiknas (PSU) Denpasar, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bangli, Perbekel Desa Awan, KBMHD Undiknas, DPW Forum Komunikasi Dosen (FKD) Provinsi Bali, Cahaya Ladara Nusantara (CLN) Provinsi Bali, HIPPI Bangli, Perpina Provinsi Bali, Yayasan Amara Bhawana Sastra, dan Rotary Club of Bali Bersinar.
Dengan mengusung spirit “Sinergi Pang Pade Payu”, gerakan RBI ini bertujuan membangun ekosistem sosial yang lebih inklusif, kolaboratif, dan berdaya saing tinggi di tingkat desa. Adapun empat pilar utama yang menjadi fondasi program ini antara lain:
- Penyediaan Wadah,
- Edukasi dan Pemberdayaan,
- Penguatan Peran, dan
- Kolaborasi.
Inisiasi RBI di Desa Awan tidak hanya mendorong penguatan ekosistem sosial yang inklusif, tetapi juga membuka peluang besar bagi pengembangan sektor agrowisata yang berkelanjutan. Salah satu potensi unggulan yang tengah dikembangkan adalah jeruk rasa kopi, komoditas unik yang menjadi kekhasan lokal Desa Awan dan memiliki daya tarik tinggi bagi wisatawan.
Dengan ditandatanganinya komitmen bersama ini, Desa Awan resmi menjadi pionir Ruang Bersama Indonesia, dan diharapkan menjadi model inspiratif bagi desa-desa lain di Bali dan Indonesia dalam membangun ruang aman, partisipatif, dan berdaya bagi seluruh warganya.
Kepala Pusat Studi Undiknas (PSU) Denpasar Dr. Gung Tini Gorda mengatakan, PSU resmi menginisiasi program Ruang Bersama Indonesia (RBI) secara mandiri di Desa Awan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
“Program ini merupakan bagian dari implementasi perjanjian kerja sama antara PSU dan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Bangli”, katanya.
Desa Awan dipilih sebagai lokasi percontohan setelah mendapat referensi dari Dinas Sosial P3A Bangli. Pemilihan ini sejalan dengan upaya mendorong Bangli menjadi Kabupaten Layak Anak (KLA) melalui berbagai kegiatan dan pendekatan yang holistik. RBI hadir sebagai salah satu bentuk konkret dari program ini, yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Bangli.
Gung Tini Gorda menambahkan, Program RBI didesain untuk mendorong sinergi lintas sektor melalui pendekatan pentahelix, yakni kolaborasi antara akademisi, pemerintah, komunitas, dunia usaha, dan media.
“PSU bersama berbagai pemangku kepentingan dengan spirit Sinergi Pang Pade Payu (SIP3) berkomitmen untuk menggerakkan program ini secara mandiri dan berkelanjutan”, imbuhnya.
Kesiapan Desa Awan sebagai pilot project diperkuat oleh soliditas antara Kepala Desa, Ketua Tim Penggerak PKK, dan Lembaga terkait yang memiliki visi dan semangat yang sama. Kompaknya kepemimpinan di tingkat desa menjadi fondasi kuat dalam mengembangkan RBI sebagai ruang aman, partisipatif, dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya anak-anak dan perempuan.
Ruang Bersama Indonesia di Desa Awan akan menjalankan program berbasis 11 indikator Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA), yang kini diperluas menjadi pendekatan kolaboratif RBI. Pendekatan ini tidak hanya menekankan pada sumber daya manusia dan fisik, tetapi juga pada kekuatan komunikasi, jaringan, dan pembiayaan, semua dikelola secara terintegrasi untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan.
Dengan dukungan Surat Keputusan (SK) dari Bupati, PSU dan para mitra siap melanjutkan program ini untuk memperluas dampak dan replikasi di wilayah lain.
“Saya berharap RBI di Desa Awan dapat menjadi model unggulan dalam mendukung Bangli sebagai Kabupaten Layak Anak di Bali”, tandasnya.
Penetapan Desa Awan sebagai lokasi percontohan program Ruang Bersama Indonesia (RBI) mendapat dukungan penuh dari Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Bangli. Inisiatif ini tidak hanya dimaksudkan sebagai proyek lokal, tetapi sebagai langkah strategis dalam upaya perlindungan perempuan dan anak di seluruh wilayah Kabupaten Bangli.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bangli, I Wayan Jimat menegaskan komitmennya untuk memastikan seluruh komponen pendukung RBI dapat terpenuhi di Desa Awan.
“Fokus utama dari program ini adalah menciptakan lingkungan desa yang bebas dari kekerasan terhadap anak dan perempuan, menghapus praktik perkawinan usia anak, serta menjamin pemenuhan seluruh hak dasar perempuan dan anak oleh aparat desa”, jelasnya.
Sebagai langkah lanjutan, program RBI ditargetkan untuk direplikasi di delapan desa lainnya, masing-masing dua desa di setiap kecamatan di Bangli. “Replikasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang agar seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Bangli dapat mengadopsi prinsip dan praktik yang sama”, katanya.
Pemerintah Desa Awan menyambut hangat peluncuran Ruang Bersama Indonesia (RBI) sebagai perluasan dari program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) yang telah berjalan sejak 2019. Perbekel Desa Awan, Ketut Dhana Bratha, menegaskan bahwa RBI bukanlah hal baru bagi masyarakat setempat, melainkan kelanjutan dari upaya yang telah lama dibangun secara partisipatif.
Desa Awan mencatat capaian luar biasa dalam perlindungan perempuan dan anak. Berdasarkan data tahun 2023, tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak di desa ini tercatat nol kasus, sebuah prestasi yang tidak lepas dari dukungan aktif masyarakat dalam menjalankan pola pemberdayaan berbasis komunitas.
Pemerintah desa menerapkan strategi pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh dengan pendekatan tematik sesuai potensi lokal. Sektor pertanian, perkebunan, dan UMKM menjadi fokus utama dalam menciptakan ketahanan ekonomi, terutama dengan mendorong partisipasi perempuan dalam kegiatan produktif.
“Peningkatan kesejahteraan keluarga dipandang sebagai fondasi kuat dalam membangun ketahanan sosial dan mencegah kekerasan dalam rumah tangga” katanya.
Partisipasi perempuan dalam tata kelola desa juga menjadi keunggulan tersendiri bagi Desa Awan. Saat ini, keterwakilan perempuan dalam struktur pemerintahan desa mencapai 72 persen, menunjukkan kesadaran tinggi terhadap prinsip kesetaraan gender.
“Perempuan turut terlibat dalam seluruh proses pengambilan keputusan, mulai dari musyawarah desa hingga pelaksanaan program-program strategis di sektor pertanian dan ekonomi produktif”, tuturnya.
Komitmen kolaboratif dalam pengembangan Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Desa Awan juga mendapat dukungan konkret dari Keluarga Besar Mahasiswa Hindu Dharma (KBMHD) Undiknas. Sebagai bagian dari sinergi lintas lembaga, KBMHD Undiknas resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Pemerintah Desa Awan untuk melaksanakan program lingkungan bertajuk Eco Temple.
Ketua Umum Keluarga Besar Mahasiswa Hindu Dharma KBMHD Undiknas, I Gede Ari Kusuma Dinata, mengatakan, program ini dirancang untuk menjawab persoalan pengelolaan sampah organik di area Pura, khususnya limbah hasil upakara yang selama ini sering kali tidak terkelola secara optimal. Melalui pendekatan edukatif dan aplikatif, Eco Temple akan mengolah limbah tersebut menjadi pupuk kompos menggunakan metode lubang biopori.
Inisiatif ini diyakini mampu mengurangi beban sampah organik dalam jumlah signifikan. “Berdasarkan kajian yang dilakukan sebelumnya di desa-desa lain, penerapan lubang biopori terbukti dapat mengurangi sampah organik hingga berton-ton setiap tahunnya”, ungkapnya.
Ketua DPW Forum Komunikasi Dosen (FKD) Provinsi Bali, Ni Putu Gatriyani, mengatakan, pihaknya siap terlibat aktif dalam mendukung implementasi 11 indikator RBI melalui pendekatan Tridharma Perguruan Tinggi.
FKD Bali akan mengambil peran khusus dalam aspek pengajaran, pendidikan, dan terutama pengabdian kepada masyarakat, yang menjadi salah satu pilar utama dalam Tridharma. Keterlibatan ini mencerminkan semangat pengabdian intelektual dari para dosen untuk mendorong transformasi sosial yang berpihak pada perempuan, anak, dan masyarakat desa secara keseluruhan.
Tagline FKD Bali yang mengusung semangat “bersinergi untuk lebih berenergi” sejalan dengan spirit “Sinergi Pang Pade Payu” yang diusung RBI. “Kolaborasi antara dunia akademik dan masyarakat desa ini diharapkan mampu memperkuat kualitas program, memperluas jangkauan pendidikan partisipatif, serta mendorong lahirnya solusi berbasis ilmu pengetahuan untuk isu-isu sosial di tingkat akar rumput”, katanya.
Sementara dari Cahaya Ladara Nusantara (CLN) Provinsi Bali berkomitmen untuk mendukung RBI di Desa Awan dengan mengambil peran strategis dalam bidang pendampingan kewirausahaan dan pemetaan potensi ekonomi lokal.
Bendahara Cahaya Ladara Nusantara (CLN) Provinsi Bali, Tiwi Tjandra, mengatakan, sebagai bagian dari kolaborasi lintas sektor dalam program RBI, CLN Bali akan melakukan proses pemetaan terhadap potensi wirausaha yang ada di Desa Awan. Proses ini bertujuan mengidentifikasi potensi ekonomi baru serta melakukan kurasi terhadap pelaku usaha yang telah berjalan, guna mendorong peningkatan kualitas, kapasitas, dan daya saing UMKM desa.
Pendekatan yang dilakukan tidak hanya fokus pada penguatan ekonomi individu, tetapi juga membangun ekosistem wirausaha desa yang lebih berkelanjutan. “Dengan pendampingan yang terarah, CLN menargetkan akan lahir wirausaha-wirausaha baru yang inovatif sekaligus memperkuat yang sudah eksis agar mampu berkembang lebih optimal”, pungkasnya.
Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi (HIPPI) Bangli, Dewa Ayu Supartini mengatakan, pihaknya menyambut baik kerjasama strategis tersebut. Melalui kerja sama ini HIPPI Bangli siap mendorong potensi ekonomi lokal Desa Awan, khususnya di sektor pertanian dan UMKM, untuk menembus pasar yang lebih luas.
HIPPI Bangli melihat bahwa Desa Awan memiliki potensi besar dalam pengembangan produk unggulan, namun masih banyak pelaku usaha yang terbatas dalam aspek pemasaran dan akses pasar. “HIPPI akan mengambil peran sebagai fasilitator, menjembatani produk-produk lokal agar bisa menjangkau pasar regional, nasional, bahkan internasional”, katanya.
Dukungan juga datang dari Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Provinsi Bali, dengan fokus utama pada penguatan kepemimpinan dan pemberdayaan ekonomi perempuan. Ketua Perpina Provinsi Bali, Irma Lumiga, menilai bahwa perempuan memiliki peran strategis sebagai penggerak utama pendidikan keluarga dan kesejahteraan rumah tangga.
Sebagai bagian dari komitmennya, Perpina Bali akan mendorong peningkatan kapasitas perempuan di Desa Awan, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengembangan ekonomi lokal. “Inisiatif ini bertujuan menciptakan perempuan-perempuan tangguh yang mampu menjadi motor penggerak perubahan, baik dalam skala keluarga maupun komunitas”, katanya.
Yayasan Amara Bhawana Sastra turut menegaskan komitmennya dalam perlindungan terhadap perempuan dan anak sebagai bagian utama dari misi sosial mereka.
Ketua Yayasan, I Wayan Juni Artayasa, menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik kolaborasi dalam RBI di Desa Awan, karena program ini sejalan dengan nilai-nilai yang diusung yayasan, yakni perlindungan menyeluruh terhadap kelompok rentan.
“Kolaborasi ini sangat strategis untuk membangun lingkungan aman, ramah, dan berkeadilan bagi perempuan dan anak”, tegasnya.
Sementara itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) memberikan apresiasinya atas kehadiran Ruang Bersama Indonesia (RBI) sebagai inisiatif mandiri di Desa Awan. Program ini dinilai sebagai langkah luar biasa dalam memperkuat kesetaraan gender dan mendorong partisipasi perempuan dari tingkat paling dasar, yakni desa.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA, Dr. Amurwani Dwi Lestariningsih, menilai bahwa RBI berperan penting dalam mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan berbasis komunitas yang menyasar pemberdayaan kelompok perempuan desa.
“Fokus utama dari gerakan ini adalah pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang selama ini masih menjadi persoalan serius di berbagai wilayah Indonesia”, katanya.
Desa Awan dinilai telah menunjukkan komitmen yang kuat, bukan hanya secara programatik, tetapi juga secara legal formal. Pemerintah desa setempat telah menetapkan awig-awig atau peraturan adat sebagai bentuk payung hukum lokal yang mendukung upaya perlindungan dan pemberdayaan perempuan. Ini menjadi bukti nyata bahwa Desa Awan telah memiliki fondasi hukum yang kokoh untuk menjalankan berbagai agenda kesetaraan dan pembangunan inklusif.
Dukungan terhadap pengembangan Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Desa Awan terus mengalir dari berbagai pihak. Salah satu organisasi yang aktif berkontribusi adalah Rotary Club of Bali Bersinar, yang berkomitmen memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM sebagai bagian dari kolaborasi dalam program ini.
President RC Bali Bersinar, Gung Rai Wahyuni mengatakan, keterlibatan RC Bali Bersinar sejalan dengan salah satu area fokus utama Rotary International, yakni growing local economy. “Melalui pendampingan ini, Rotary Club of Bali Bersinar akan mendorong pertumbuhan UMKM di Desa Awan, terutama dalam peningkatan kapasitas, akses pasar, dan keberlanjutan usaha masyarakat desa”, jelasnya.
Program ini juga diarahkan untuk mendukung pencapaian visi Generasi Emas 2045, di mana pemberdayaan ekonomi masyarakat desa dipandang sebagai fondasi penting dalam menciptakan generasi yang mandiri, produktif, dan berdaya saing tinggi.
Penetapan Desa Awan sebagai pilot project Ruang Bersama Indonesia (RBI) menjadi tonggak penting dalam mendorong transformasi sosial dari tingkat akar rumput. Kolaborasi lintas sektor yang tercipta menunjukkan kekuatan sinergi dalam mewujudkan desa yang aman, setara, dan berdaya. Diharapkan inisiatif ini mampu menjadi inspirasi dan model replikasi di berbagai desa lain di wilayah Provinsi Bali, bahkan Indonesia. (kbs)