Foto: Gubernur Bali Wayan Koster saat acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Kertha Sabha, Jaya Sabha, Selasa, 29 Juli 2025.
Denpasar, KabarBaliSatu
Gubernur Bali Wayan Koster kembali meluncurkan program terobosan yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat Bali. Melalui Program “Satu Keluarga Satu Sarjana”, Pemprov Bali memastikan pembiayaan penuh bagi 1.450 mahasiswa dari keluarga miskin dan rumah tangga yang belum memiliki anggota keluarga bergelar sarjana.
Program ini akan dimulai pada tahun ajaran baru Agustus 2025, dengan pembiayaan yang mencakup biaya pendidikan di perguruan tinggi negeri maupun swasta, serta biaya hidup dan tempat tinggal mahasiswa selama delapan semester.
Gubernur Koster menyatakan bahwa Pemprov Bali akan menanggung biaya pendidikan sebesar Rp1 juta per mahasiswa setiap bulan. Sementara untuk biaya hidup dan tempat tinggal, mahasiswa yang tinggal di wilayah Denpasar dan Badung akan menerima bantuan Rp1,4 juta per bulan. Bagi mahasiswa yang berdomisili di Buleleng dan Karangasem, bantuan diberikan sebesar Rp1,2 juta per bulan.
“Biaya hidup termasuk kosnya, untuk calon mahasiswa penerima bantuan di wilayah Denpasar dan Badung dapat per bulan Rp1,4 juta per mahasiswa sampai maksimum delapan semester. Untuk mahasiswa wilayah Buleleng dan Karangasem ditanggung pemerintah Rp1,2 juta per bulan per mahasiswa maksimum delapan semester,” jelas Koster saat acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Kertha Sabha, Jaya Sabha, Selasa, 29 Juli 2025.
Program ini dijalankan melalui kerja sama antara Pemprov Bali dan 28 perguruan tinggi di Bali, yang terdiri dari delapan perguruan tinggi negeri dan 20 perguruan tinggi swasta. Seluruh institusi tersebut berkomitmen untuk tidak membebankan biaya tambahan apa pun kepada para mahasiswa penerima manfaat. Ini termasuk pembebasan dari biaya pendaftaran, uang pangkal, biaya pembangunan, dan biaya lainnya.
“Perguruan tinggi tidak membebani mahasiswa dengan biaya apapun. Gratis biaya pendaftaran masuk dan bebas dari uang pangkal, biaya pembangunan dan biaya lainnya,” ujar Koster.
Pada tahap awal ini, jumlah mahasiswa yang difasilitasi ditentukan berdasarkan kuota dari masing-masing perguruan tinggi. “Untuk tahap satu ini karena waktunya singkat, baru dihitung dari semua perguruan tinggi total kuota yang diakomodir 1.450 calon mahasiswa se-Bali dari 28 perguruan tinggi,” katanya.
Program ini diprioritaskan untuk rumah tangga kurang mampu yang belum memiliki anggota keluarga yang lulus pendidikan tinggi. Proses seleksi dilakukan melalui verifikasi ketat yang dilakukan masing-masing perguruan tinggi agar bantuan benar-benar tepat sasaran.
Gubernur Koster mengungkapkan, untuk periode Agustus hingga Desember 2025, Pemprov Bali mengalokasikan anggaran sebesar Rp9,7 miliar untuk program ini. “Pada tahun 2025, APBD Bali menanggung selama 4 bulan untuk biaya semesternya dan biaya hidup serta kos bulanannya. Total 1.450 mahasiswa sehingga dibutuhkan sebesar Rp9,7 miliar dari Agustus hingga Desember 2025,” ujarnya.
Ke depan, program ini akan dilanjutkan secara penuh selama satu tahun akademik. “Nanti pada tahun 2026 akan full dihitung selama satu tahun, kira-kira ya lebih dari Rp24 miliar, mungkin di angka Rp27 miliar,” lanjut Koster.
Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini berharap program tersebut bisa diadopsi oleh seluruh pemerintah kabupaten dan kota di Bali. Saat ini, Kabupaten Gianyar telah lebih dahulu menjalankan program serupa.
“Ini kan baru Pemprov, nanti 2026 semua kabupaten/kota akan dilibatkan. Misalnya mereka menanggung berapa gitu. Kalau sekarang baru Gianyar. 2026 semua kabupaten/kota harus melaksanakan, apakah itu biayai 100 mahasiswa atau 200 mahasiswa ya sesuai kemampuan fiskalnya,” jelasnya.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Gubernur Bali dan pimpinan 28 perguruan tinggi menandai dimulainya program strategis ini. Koster menyampaikan apresiasinya atas dukungan dan kontribusi dari seluruh pihak.
“Saya berterima kasih kepada semua pimpinan 28 perguruan tinggi negeri dan swasta yang hadir hari ini untuk berkontribusi bagi SDM Bali unggul melalui program Satu Keluarga Satu Sarjana,” pungkasnya. (kbs)