Foto: Ketua DPD Partai Golkar Kota Denpasar, Wayan Mariana Wandhira.
Denpasar, KabarBaliSatu
Dukungan terhadap Gde Sumarjaya Linggih atau yang akrab disapa Demer untuk maju sebagai Calon Gubernur Bali terus menguat. Salah satunya datang dari Ketua DPD Partai Golkar Kota Denpasar, Wayan Mariana Wandhira, yang secara terbuka menyatakan harapannya agar Demer tampil sebagai kandidat pada Pilgub Bali mendatang.
Pernyataan Wandira ini menegaskan geliat internal Partai Golkar Bali pasca terpilihnya Demer sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali periode 2025–2030. Penetapan Demer dilakukan secara aklamasi dalam Musyawarah Daerah (Musda) XI DPD Partai Golkar Bali yang digelar Minggu (13/7/2025) di Hotel The Meru, Sanur. Dukungan bulat tersebut menandai soliditas kader beringin sekaligus memperkuat posisi Demer sebagai figur sentral dalam arah politik Golkar Bali.
Dalam wawancara seusai Musda, Wandhira yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar dari Partai Golkar menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan momentum politik saat ini, terlebih karena dalam 15 tahun terakhir, Golkar belum pernah mengusung calon gubernur sendiri di Bali.
“Di mana pun kader-kader kita mempunyai potensi dari intelektual, pengalaman dan sebagainya. Cuman belum bisa membumikan kepada masyarakat bahwa dalam kondisi sekarang ini perlu ada penyebarluasan berita dan kegiatan-kegiatan,” ujarnya.
Wandhira menekankan bahwa kader-kader Golkar mesti dipersiapkan sebagai leader, bukan sekadar figuran. Ia berharap pencalonan kepala daerah kelak dilakukan secara terukur, berdasarkan visi, misi, dan program kerja yang realistis, bukan hanya popularitas semata.
“Hal itu tentu ada program rencana kerja yang terukur dan mempunyai indikator yang jelas, sehingga masyarakat tidak hanya memilih kepala daerah berdasarkan popularitas atau partai favorit, tetapi berdasarkan visi, misi, dan indikator keberhasilan yang konkret,” tegasnya.
Ketika ditanya soal kelayakan Demer sebagai calon gubernur, Wandhira menegaskan bahwa sosok Demer sangat memenuhi syarat. Ia menilai Demer memiliki semua modal penting yang dibutuhkan, seperti kecakapan intelektual, dukungan massa, kekuatan sosial, hingga pengalaman panjang dalam organisasi politik. Menurutnya, dibandingkan dengan figur baru yang belum pernah aktif di dunia politik praktis, Demer jauh lebih siap dan matang untuk bertarung dalam kontestasi Pilgub Bali.
“Kalau kita melihat sosok Pak Demer, dari persyaratan-persyaratan yang ada, apa sih kurangnya? Modal ada, intelektual ada, basis massa ada, sosial ada, pengalaman organisasi apalagi. Ketimbang kita mencari figur baru yang belum pernah aktif dalam politik, situasi praktis itu akan berbeda dengan teori,” ungkapnya.
Wandhira pun menyebut 2031 sebagai momentum terbaik bagi Golkar Bali untuk tampil dengan calon gubernur sendiri, terlebih tidak adanya petahana membuka ruang kontestasi yang lebih kompetitif.
“Pak Demer lah. Apalagi tidak ada petahana-petahana. Momentum terbaik. Sekarang tinggal mencari pasangannya,” katanya.
Isu dikotomi utara-selatan pun turut disinggung. Menanggapi pertanyaan soal calon dari wilayah Buleleng, Wandhira menyebut bahwa representasi Bali Utara telah dipegang Demer.
“Sejauh ini kalau kita melihat politik yang ada sekarang, figur atau tokoh sekaliber Pak Demer dari utara belum ada. Bahkan dari partai penguasa pun belum ada. Belum ada, belum ada. Peluang besar,” ungkapnya.
Hal ini juga sempat ditanyakan langsung kepada Demer seusai resmi terpilih sebagai Ketua DPD Golkar Bali. Demer sendiri bersikap realistis namun tidak menutup kemungkinan untuk maju. Politisi senior Golkar yang sudah lima periode duduk di DPR RI ini menegaskan bahwa proses pencalonan di internal Golkar tetap berpijak pada mekanisme partai dan hasil survei yang dilakukan secara bertahap.
“Soal Pilkada masih jauh, karena masa jabatan kepala daerah diperpanjang sesuai putusan MK, sehingga kemungkinan Pilkada baru digelar 2031. Tapi kita tetap mempersiapkan diri,” ujar Demer usai Musda XI.
Menurut Demer, Golkar memiliki juklak dan juknis yang mewajibkan tiga tahapan survei: elektabilitas-popularitas, kekuatan pasangan, dan survei penguatan.
“Dari situ kita tahu siapa yang paling diinginkan masyarakat,” jelasnya.
Demer menegaskan bahwa partainya tidak ingin asal mencalonkan seseorang. Tujuan utama adalah menghadirkan pemimpin terbaik bagi Bali, berdasarkan aspirasi nyata masyarakat.
“Kalau kita sudah tahu keinginan masyarakat, itu jadi pedoman menentukan calon kepala daerah. Di situ juga Golkar bisa hadir menyalurkan ide, gagasan, program pemberdayaan, maupun sikap kritis terhadap kebijakan,” ungkap Demer yang juga menjabat Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali.
Saat ditanya apakah ia siap maju bila masyarakat menginginkan, Demer menjawab lugas namun hati-hati.
“Sebagai politisi tentu kita berusaha. Tapi ya harus realistis. Prinsipnya di DPP Golkar adalah semua harus berdasarkan hasil survei. Kalau memang masyarakat menginginkan, tentu kita siap,” katanya.
Dengan kombinasi dukungan internal yang menguat, pengalaman panjang di politik nasional, serta basis elektoral yang kuat di Bali Utara, nama Gde Sumarjaya Linggih alias Demer kini kian mengemuka sebagai salah satu kandidat kuat dalam bursa calon Gubernur Bali 2031 dari Partai Golkar. (kbs)

