Foto: Sekaa Drama Gong Sari Budaya dari Nusa Penida sukses membius penonton lewat garapan Drama Gong Tradisi bertajuk “Dalem Nusa”, yang dipentaskan di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Jumat (18/7/2025).
Denpasar, KabarBaliSatu
Pemerintah Kabupaten Klungkung kembali menegaskan komitmennya terhadap pelestarian seni tradisional Bali. Melalui penampilan memukau dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII tahun 2025, Sekaa Drama Gong Sari Budaya dari Nusa Penida sukses membius penonton lewat garapan Drama Gong Tradisi bertajuk “Dalem Nusa”, yang dipentaskan di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Jumat (18/7/2025).
Drama ini disaksikan langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Klungkung I Made Satria bersama Ny. Eva Satria, Wakil Bupati Tjokorda Gde Surya Putra bersama Ny. Kusuma Surya Putra, serta Camat Nusa Penida Kadek Yoga Kusuma. Kehadiran para pejabat ini menunjukkan dukungan penuh terhadap revitalisasi seni pertunjukan klasik yang menjadi bagian penting dari jati diri budaya Bali.
Naskah “Dalem Nusa” ditulis oleh I Dewa Gede Ardha Kencana, dan disutradarai secara kolaboratif oleh tim kreatif yang dipimpin Ni Komang Melati, S.Pd (koordinator), I Gede Jelantik, S.Pd., M.Pd (pembina tari), dan I Dewa Gede Wirata (penata tabuh). Karya ini menggambarkan kisah heroik penuh cinta dan pengorbanan yang berpijak pada sejarah Kerajaan Sweca Pura (Puri Gelgel) dan Kerajaan Nusa.
Drama Penuh Intrik, Cinta, dan Pertarungan Sakti
Cerita berpusat pada Ki Anglurah Jelantik, seorang ksatria Puri Gelgel yang jatuh hati pada Gusti Ayu Kaler. Namun cintanya menghadapi tantangan karena sang pujaan hati juga diincar I Gusti Ngurah Jimbaran, bangsawan beristri. Ketegangan pun memuncak hingga pertarungan asmara dimenangkan Ki Anglurah Jelantik, yang akhirnya menikahi Gusti Ayu Kaler.
Kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Ketika rakyat Nusa Penida tercekik oleh kepemimpinan sewenang-wenang Ida Dalem Bungkut (Dalem Nusa), Jro Bandesa Nusa meminta bantuan ke Puri Gelgel. Ida Dalem Bali lalu mengutus Ki Anglurah Jelantik dengan senjata pusaka Ki Ganjamelela untuk menghadapi Dalem Nusa.
Drama mencapai puncaknya saat pertarungan tanding antara dua tokoh utama. Pusaka Ganjamelela tak mampu menembus kekuatan Dalem Nusa. Di tengah keputusasaan, Gusti Ayu Kaler menyerahkan Cucuk (tusuk konde) miliknya sebagai senjata alternatif. Keajaiban pun terjadi. Tusuk konde itu melemahkan kekuatan Dalem Nusa, yang sejatinya bernama Ki Pencok Saang. Dalem Nusa pun gugur, kembali ke sunia loka.
Klungkung Bangga, Tradisi Tetap Menyala
Bupati Klungkung, I Made Satria, menyampaikan apresiasi atas penampilan luar biasa ini. Menurutnya, antusiasme masyarakat, terutama dari Nusa Penida, terhadap drama gong tradisi masih sangat tinggi. “Ini akan menambah semangat generasi muda untuk melestarikan tradisi drama gong. Terima kasih Sekaa Drama Gong Sari Budaya Nusa Penida sudah memberikan penampilan yang apik dan menghibur penonton yang hadir di PKB,” ujar Bupati Satria penuh semangat.
Karya ini juga tak lepas dari peran Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Klungkung, Jero Bandesa Adat Dalem Setra Batununggul sebagai penanggung jawab dan Bupati Klungkung sebagai pelindung kegiatan seni budaya.
Melalui penampilan ini, Klungkung tidak hanya menghidupkan kembali kisah-kisah heroik masa lalu, tapi juga menegaskan bahwa seni tradisi Bali, khususnya drama gong, tetap relevan, hidup, dan mampu menginspirasi lintas generasi. PKB 2025 pun menjadi panggung sakral yang menyatukan sejarah, estetika, dan semangat pelestarian dalam satu tarikan nafas kebudayaan Bali. (kbs)