Foto: Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali terpilih dan sekaligus Anggota Komisi VI DPR RI Dapil Bali, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer.
Denpasar, KabarBaliSatu
Seusai terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali dalam Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Bali yang digelar di Hotel The Meru, Sanur, Denpasar, Minggu (13/7/2025) sore, Politikus senior Partai Golkar yang juga anggota Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih alias Demer, langsung menegaskan arah perjuangan politiknya ke depan. Salah satu perjuangannya adalah memberdayakan pelaku UMKM Bali secara lebih konkret dan berkelanjutan.
Dalam wawancara dihadapan awak media usai terpilih, Demer menyatakan bahwa pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga bentuk keberpihakan nyata terhadap struktur sosial masyarakat Bali. Ia menegaskan bahwa UMKM telah terbukti menjadi penyangga ekonomi nasional dalam berbagai krisis, termasuk saat pandemi.
“Kita tahu UMKM ini adalah handal dalam kondisi kita di zaman kita krisis, baik itu krisis dunia maupun krisis dalam negeri, bahkan di pandemi, UMKM kita ini handal untuk menahan anjloknya pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, tentu ini akan menjadikan kita nantinya lebih concern ke situ,” ujar Demer.
Sebagai anggota Komisi VI DPR RI yang diantaranya membidangi sektor UMKM dan BUMN, Demer berada dalam posisi strategis untuk menjembatani kebutuhan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah dengan arah kebijakan nasional. Dalam berbagai forum yang ia hadiri, Demer menyoroti tantangan besar yang masih dihadapi UMKM saat ini, khususnya terkait rendahnya pemanfaatan platform digital dalam memasarkan produk.
Meski tren belanja online terus meningkat di kalangan masyarakat, namun pelaku UMKM yang memanfaatkan kanal digital untuk menjual produknya masih sangat minim. Data dan pengamatan Demer dalam berbagai seminar menunjukkan bahwa lebih dari separuh peserta terbiasa berbelanja secara daring, namun hanya sebagian kecil dari mereka yang juga menjajakan produk secara online. Fenomena ini menurutnya menjadi pekerjaan rumah besar, tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga partai politik seperti Golkar yang harus lebih aktif mendorong literasi digital bagi pelaku usaha kecil.
“UMKM kita itu belum mendunia. Kenapa saya bilang belum mendunia? Karena ketika saya mengadakan seminar, ketika saya melakukan survei di seminar-seminar saya, saya tanya, belanja online? Rata-rata mungkin sekitar 60% sampai 70% yang menghadiri seminar saya itu belanja online. Tapi ketika saya tanya, udahkah jualan online? Itu nggak sampai 5%-nya. Ini mungkin PR Golkar juga,” ungkap pengusaha sukses asal Desa Tajun, Buleleng itu.
Menurut Demer, rendahnya penetrasi UMKM dalam ekosistem digital menandakan perlunya intervensi dari berbagai pihak, termasuk peran aktif partai politik untuk mendorong digitalisasi ekonomi rakyat. Ia pun mengajak pemerintah untuk lebih serius mendukung sektor UMKM sebagai ujung tombak ekonomi kerakyatan.
“Saya berharap juga pemerintah mendukung ini karena ini adalah kekuatan kita yang sudah terbukti. Dan inilah sebenarnya piramid paling bawah daripada masyarakat kita, yaitu UMKM kita,” pungkasnya. (kbs)