Foto: Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Irene Umar, saat memenuhi undangan Tim Pengembangan Potensi Ekonomi Kreatif Kabupaten Gianyar dalam kunjungan kerja yang berlangsung di Kila Bistro Ubud.
Gianyar, KabarBaliSatu
Gianyar kembali jadi sorotan nasional. Dalam kunjungan kerjanya ke jantung seni dan budaya Bali ini, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Irene Umar menegaskan dukungannya terhadap penguatan ekosistem ekonomi kreatif di daerah. Tak sekadar kunjungan seremonial, lawatan resmi pertama Irene ke Gianyar ini menjadi panggung strategis untuk menjalin sinergi lintas sektor — pusat dan daerah — guna mengangkat potensi kreatif lokal menuju panggung global.
Bertempat di Kila Bistro Ubud, Irene disambut langsung oleh Ketua Tim Pengembangan Potensi Ekonomi Kreatif Gianyar, I Wayan Gede Ari Danangga, Kepala Dinas Pariwisata Gianyar I Wayan Gede Sedana Putra, serta deretan pelaku ekraf lintas bidang seperti Raka Jana, Balawan, Sudirana, Rai Pendet, Gede Hari Prana, hingga Dewa Padma dari Falala Chocolate. Turut hadir Ketua HIPMI Gianyar, Aditya Prabawa, dan jajaran pengurus Komunitas Ekraf Gianyar.
Diskusi berlangsung hangat. Mulai dari tantangan pelaku industri kreatif, potensi tarian kecak yang belum tergarap maksimal, digitalisasi budaya, hingga upaya menjadikan Gianyar sebagai pusat kriya nasional dan World Craft City, semua dibahas gamblang. Ubud yang telah ditetapkan UN Tourism sebagai Destinasi Gastronomi Dunia juga menjadi titik tekan untuk memperkuat ekraf kuliner lokal.
“Saya happy banget bisa berada di tengah para pejuang ekraf Gianyar. Saya melihat, semangat mereka kembali ke akar — Tuhan, budaya, alam, dan manusia. Ini bukan kerja sendiri-sendiri. Kolaborasi lintas sektor adalah kunci agar potensi Gianyar tak hanya bertahan, tapi juga bisa menembus pasar global,” ujar Wamen Irene.
Ari Danangga menegaskan bahwa sejak 1990-an, Gianyar sudah menjadi laboratorium ekonomi kreatif berbasis budaya. Dukungan para raja dan kuatnya identitas seni-budaya menjadikan kabupaten ini sebagai “pionir” dalam menjual daya tarik lokal ke pasar internasional. “Inilah konsep dasar ekonomi kreatif: kreativitas yang punya nilai ekonomi,” ucapnya.
Wamen Irene pun tak ragu menyebut Gianyar sebagai rumah dari banyak The Hidden Gem Ekraf. “Beberapa di antaranya bahkan sudah mendunia. Tinggal bagaimana kolaborasi dirajut lebih kuat. Kementerian Ekraf pasti akan all out mendukung,” katanya tegas.
Kunjungan ini ditutup dengan sesi bersejarah di Puri Agung Ubud, tempat Ratu Tjokorda Gde Putra Sukawati membagikan narasi awal pariwisata Bali yang berakar dari Ubud. Sejarah panjang inilah yang kini dijahit kembali menjadi blueprint baru pembangunan ekonomi kreatif Gianyar berbasis identitas dan kolaborasi.
Dengan komitmen penuh dari pemerintah pusat dan semangat gotong royong daerah, Gianyar dinilai siap naik kelas — bukan hanya sebagai pusat seni Bali, tapi sebagai simpul ekonomi kreatif nasional yang berkelanjutan. (kbs)