BerandaDaerahLokasabha Perkumpulan Darmopadesa Pusat Nusantara Cabang Karangasem: Memperkuat Regenerasi Sulinggih, Tingkatkan Perlindungan...

Lokasabha Perkumpulan Darmopadesa Pusat Nusantara Cabang Karangasem: Memperkuat Regenerasi Sulinggih, Tingkatkan Perlindungan Sosial dengan BPJS Kerohanian

Foto: Lokasabha Perkumpulan Darmopadesa Pusat Nusantara (PDPN) Cabang Karangasem digelar di Samsara Living Museum, Jungutan, Kabupaten Karangasem pada Minggu 15 Juni 2025.

Karangasem, KabarBaliSatu

Lokasabha Perkumpulan Darmopadesa Pusat Nusantara (PDPN) Cabang Karangasem digelar di Samsara Living Museum, Jungutan, Kabupaten Karangasem pada Minggu 15 Juni 2025. Lokasabha ini menetapkan kepengurusan baru dan juga menguatkan berbagai program ke depan dalam pelayanan kepada umat maupun terkait Ida Pedanda.

Spirit tema Lokasabha PDPN Cabang Karangasem kali ini adalah “Malantaran Lokasabha Ngiring Tincapang Pasikian Pasemetonan Siwa-Budha, Ngulati Kaajegan Dharmopadesa Nyujur Karangasem Agung Gemah Ripah Loh Jinawi.”

Rangkaian Lokasabha PDPN Cabang Karangasem diawali dengan persembahan Kidung Pangalem dan stawa suci yang ditujukan kepada Ida Bhatara Lelangit Dang Hyang Astapaka dan Ida Bhatara Lelangit Dang Hyang Dwijendra, sebagai bentuk penghormatan serta penyucian suasana.

Ketua Panitia Lokasabha, Ida Wayan Cakra Wedha Kusuma, menyampaikan laporan kegiatan, yang kemudian dilanjutkan dengan Sambrama Wacana dari Manggala Dharma Prawerti Sabha Kabupaten Karangasem, Ida Bagus Ketut Mukur Muka.

Sesi sambutan mencapai puncaknya dengan penyampaian arahan dan motivasi dari Ketua Umum PDPN Pusat, Marsekal TNI (Purn.) Ida Bagus Putu Dunia, Grad.Dipl., M.M., yang kemudian diikuti sambutan dari Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata (Gus Par), yang pada kesempatan kali ini diwakili oleh Plt Asisten II Pemerintah Kabupaten Karangasem.

Lokasabha secara resmi dibuka melalui Sambrama Wacana yang disampaikan oleh Ida Pedanda Gede Manu Singaraga, selaku Angga Dang Kerta Upadesa PDPN Pusat. Acara pembukaan kemudian ditutup dengan katuran Rsi Bhojana dan boga sematra oleh panitia.

Memasuki sidang Lokasabha, Ida Bagus Ketut Mukur Muka menyerahkan laporan pertanggungjawaban pengurus PDPN Karangasem periode 2020–2025 kepada presidium. Setelah dilakukan pembahasan, presidium menyampaikan hasilnya dan secara resmi menetapkan pengurus lama sebagai demisioner.

Momen transisi ditandai dengan penyerahan bendera PDPN Karangasem dari pengurus lama kepada Ketua Umum PDPN Pusat. Selanjutnya, hasil Pra-Lokasabha mengenai susunan kepengurusan baru Dang Upadyaya dan Dharma Tapini PDPN Karangasem periode 2025–2030 dibacakan oleh Ida Pedanda Istri Ngurah Pidada dari Griya Katon Sudi Amlapura, dan dilanjutkan dengan pembacaan susunan kepengurusan Dharma Prawerti Sabha oleh Ida Bagus Made Gunawan dari Griya Ulon Jungutan.

Presidium kemudian membacakan Surat Keputusan penetapan hasil Lokasabha, yang dilanjutkan dengan pelantikan dan pengukuhan kepengurusan baru oleh Ida Pedanda Gede Manu Singaraga, didampingi oleh Ketua Umum PDPN Pusat.

Acara dilanjutkan dengan penyerahan bendera PDPN Karangasem dari Ketua Umum kepada Ketua Cabang terpilih, Ida Bagus Ketut Mukur Muka, serta penyematan pin PDPN sebagai simbol resmi penetapan kepemimpinan baru.

Ketua Panitia Lokasabha, Ida Wayan Cakra Wedha Kusuma, menjelaskan bahwa pelaksanaan Lokasabha hari ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang telah diawali sebelumnya dengan sejumlah kegiatan parum dan pra-Lokasabha.

“Untuk hari ini adalah puncak pelaksanaan Lokasabha Dharmopadesa PDPN Cabang Karangasem. Nah sebelumnya sudah diawali dengan kegiatan-kegiatan pra Lokasabha yang tujuannya adalah memaksimalkan di dalam pelaksanaan Lokasabha itu lebih cepat bisa melaksanakan tugas-tugas,” ungkapnya.

Menurut Ida Wayan Cakra Wedha Kusuma, Lokasabha merupakan amanat yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi. Forum ini menjadi wadah pertanggungjawaban dan evaluasi kinerja pengurus sebelumnya, sekaligus proses penyusunan struktur kepengurusan baru.

“Nah, pada hari ini, Lokasabha ini adalah amanat daripada AD/ART Dharmopadesa. Yang tujuannya adalah pertama dari pengurus Dharma Prawerti periode 2020–2025 mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dilaksanakan selama lima tahun. Yang kedua adalah akan menyusun pengurusan yang baru, periode 2025–2030,” jelasnya.

Tak hanya itu, forum Lokasabha juga digunakan untuk membahas arah program kerja lima tahun ke depan agar organisasi semakin responsif terhadap kebutuhan umat dan perubahan zaman.

“Selain itu di dalam Lokasabha ini juga tentu akan ada pembahasan program kerja yang nantinya dipakai acuan di dalam melaksanakan tugas-tugas kepengurusan selama 5 tahun ke depan. Pada intinya seperti itu di dalam pelaksanaan Lokasabha hari ini,” imbuhnya.

Dalam evaluasi kinerja kepengurusan periode sebelumnya, Ida Wayan Cakra Wedha Kusuma menjelaskan bahwa PDPN Cabang Karangasem tercatat telah menjalankan sejumlah program strategis yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan umat serta pelaksanaan upacara keagamaan. Salah satu program yang dijalankan adalah Nodia, yaitu kegiatan yang dilakukan ketika terdapat Ida Pedanda lebar.

Selain itu, PDPN Cabang Karangasem juga menjalankan proses verifikasi awal bagi Semeton yang berkeinginan untuk melinggih atau medwijati. Verifikasi ini dilakukan secara menyeluruh, mencakup aspek administrasi, fisik, dan kelayakan lainnya. Apabila hasil verifikasi dinyatakan memenuhi syarat, proses dilanjutkan dengan pelaksanaan Padiksaan atau Madwijati secara langsung.

Program-program ini menjadi bagian penting dalam upaya menjaga kualitas spiritual dan tata pelaksanaan keagamaan yang sesuai dengan nilai-nilai Hindu di Kabupaten Karangasem.

Baca Juga  Pimpin Upacara HUT ke-80 RI, Bupati Satria Ajak Masyarakat Bangkitkan Semangat Nasionalisme

“Selama lima tahun, yang periode 2020–2025, itu kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, yang pertama adalah programnya Nodia ketika ada Pedanda lebar, itu satu. Yang kedua, ketika ada semeton yang berkeinginan jagi malinggih, madwijati, itu kita melakukan verifikasi awal, tujuannya verifikasi itu adalah menilai layak tidak layak, secara administrasi, fisik, dan lain sebagainya. Nah lanjut, dilakukan kalau sudah verifikasinya itu bagus dan sesuai, akan dilakukan langsung Padiksaan, Madwijati, itu yang kedua,” terangnya.

Selain menjalankan program pembinaan dan verifikasi spiritual, PDPN Cabang Karangasem juga berperan aktif dalam mendukung pelaksanaan upacara keagamaan di berbagai pura besar, terutama di Pura Sad Kahyangan. Melalui Dharma Prawerti, organisasi ini secara konsisten dilibatkan dalam berbagai kegiatan upacara, khususnya dalam peran sebagai penyelenggara dan pendukung teknis pelaksanaan upakara.

Ciri khas dari Dharma Prawerti di Karangasem adalah keterlibatannya sebagai pengayah atau pengabdi bagi para Ida Pedanda yang ada di wilayah tersebut. Peran ini menjadi bentuk nyata dari pengabdian spiritual sekaligus pelestarian tradisi religius Hindu Bali di tingkat lokal.

“Yang ketiga, kiranya ada upacara-upacara di Pura, khususnya adalah Pura Sad Kahyangan, itu kita di Dharma Prawerti selalu dilibatkan, dalam rangka nyanggra upakara-upakara tersebut. Yang paling unik kelihatannya Dharma Prawerti ini adalah pengayah, pengabih Ratu Ida Pedanda-Ida Peranda yang ada di Kabupaten Karangasem.”

Mengenai harapan terhadap kepengurusan baru yang terbentuk dalam Lokasabha kali ini, Ida Wayan Cakra Wedha Kusuma berharap agar program-program yang telah dijalankan sebelumnya dapat terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Kesinambungan tersebut dinilai penting untuk memperkuat peran organisasi, khususnya dalam menjaga nilai-nilai kesakralan seni dan budaya Hindu Bali.

Di tengah perubahan zaman yang kian cepat dan pergeseran nilai budaya yang tak terelakkan, PDPN Cabang Karangasem menekankan pentingnya pelestarian warisan leluhur. Kepengurusan baru diharapkan mampu menjaga dan menghidupkan kembali nilai-nilai luhur tersebut melalui program-program yang relevan dan berkelanjutan, sehingga tradisi spiritual dan budaya umat Hindu tetap lestari dari generasi ke generasi.

“Karena di sini terus terang saja tingkat kesakralan daripada seni dan budaya itu sangat perlu dipertahankan melihat situasi dan kondisi di zaman sekarang yang sudah terlalu banyak bergeser, ada perubahan-perubahan, sehingga kita sebagai umat Hindu, khususnya Hindu Bali bisa melestarikan budaya kita yang sudah diwariskan oleh para leluhur kita,” ujarnya penuh harap.

Dalam pelaksanaan Lokasabha tahun ini, panitia turut melibatkan berbagai unsur penting dari kalangan spiritual maupun pemerintahan. Undangan secara khusus disampaikan kepada para Ratu Ida Pedanda yang berada di wilayah Kabupaten Karangasem, sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap pemimpin spiritual umat.

Selain itu, para semeton walaka dari Karangasem juga turut diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Dari unsur pemerintahan, hadir pula pejabat penting seperti Bupati Karangasem, Kapolres, Dandim, serta perwakilan dari Kesbangpol dan Linmas.

Tak hanya itu, seluruh perangkat pemerintah desa, baik yang bersifat kedinasan maupun adat di wilayah Desa Sibetan, juga diundang untuk mendukung dan menyukseskan jalannya Lokasabha. Keterlibatan semua elemen ini mencerminkan semangat kolaborasi dalam menjaga nilai-nilai spiritual dan sosial di tengah masyarakat.

” Untuk kepemerintahan, pada kesempatan ini kami mengundang juga Bupati Karangasem, juga ada Kapolres, Dandim, dan perangkat lainnya juga, dari Kesbangpol, Linmas juga kita undang, dan semua perangkat-perangkat pemerintah, baik dinas maupun adat yang ada di Desa Sibetan ini, kita undang semuanya untuk berpartisipasi,” pungkasnya.

Ketua PDPN Cabang Karangasem, Ida Bagus Ketut Mukur Muka, memaparkan berbagai capaian program yang telah dijalankan selama lima tahun terakhir, serta menyampaikan arah program prioritas untuk periode kepengurusan 2025–2030. Selama masa kepemimpinannya, sejumlah program strategis berhasil dilaksanakan untuk mendukung pembinaan spiritual umat Hindu, khususnya yang berasal dari kalangan walaka.

“Program-program Dharmopadesa Pusat Nusantara Cabang Karangasem selama 5 tahun yang sudah berjalan cukup banyak, di antaranya membantu para Walaka jadi Sulinggih. Yang kedua membantu Walaka yang ingin mengikuti pendidikan kependetaan, atau kepemangkuan, Usada. Untuk tahun ini, periode yang sekarang diperkirakan yang sudah mendaftar hampir 30 orang. Untuk menjadi sisia di Pasraman Dharma Wasitha harus ada rekomendasi PDPN Cabang Karangasem,” jelasnya.

Program pembinaan juga meliputi kegiatan Nodia untuk Ida Pedanda yang telah lebar. Selama lima tahun terakhir, PDPN Karangasem tercatat telah melaksanakan prosesi Nodia untuk sekitar 15 Ida Pedanda. Selain itu, penyelenggaraan Diksa Pariksa atau upacara Padiksaan bagi calon Sulinggih juga dilakukan secara rutin.

“Selain daripada itu juga ada program Nodia Ida Peranda yang sudah lebar. Itu kira-kira hampir 15 orang Peranda selama 5 tahun atau di periode sebelumnya. Kemudian program Diksa Pariksa, dimana selama lima tahun periode sebelumnya, ada sekitar lima belas orang yang menjalani upacara Padiksaan,” ungkapnya.

Baca Juga  Demer Sosialisasikan Begini Berkontribusi Besar Waskita Karya Sukseskan Pembangunan IKN, Garap Proyek Gedung Sekretariat Presiden hingga Jalan Tol IKN

Sebagai bagian dari pelayanan keagamaan, PDPN Karangasem juga rutin menghaturkan yadnya dan terlibat aktif dalam upakara-upakara di Pura Sad Kahyangan. “Selain itu, program-program lainnya, menghaturkan Yadnya ke Pura-Pura, termasuk dalam hal upakara-upakara,” tambahnya.

Terkait dengan arah program ke depan, PDPN Karangasem menargetkan peningkatan jumlah peserta Diksa, sebagai bagian dari upaya memperkuat regenerasi Sulinggih di daerah tersebut. Selain melanjutkan program-program yang telah berjalan, organisasi ini juga berencana mendorong partisipasi yang lebih luas dari calon Diksa melalui pendekatan pembinaan yang lebih intensif.

Sebagai langkah strategis jangka pendek, PDPN Karangasem akan melakukan pendataan secara lebih lengkap dan rinci terhadap para Ida Pedanda. Data tersebut nantinya akan diajukan kepada pemerintah untuk proses integrasi ke dalam program jaminan sosial, khususnya melalui keanggotaan dalam BPJS Kesehatan, atau yang disebut juga BPJS Kerohanian. Program ini dinilai mendesak untuk memberikan perlindungan sosial bagi para pemuka agama yang selama ini menjalankan swadharma secara niskala dan tulus.

” Selain itu juga akan dilakukan pendataan yang lebih lengkap dan detail dari para Peranda, untuk kemudian diajukan kepada Pemerintah untuk menjadi anggota BPJS Kesehatan atau disebut juga BPJS Kerohanian. Ini kemungkinan menjadi program yang mendesak untuk program-program jangka pendek,” paparnya.

Langkah awal yang akan ditempuh setelah pelantikan pengurus baru PDPN Karangasem adalah menjalin koordinasi dan melakukan audiensi dengan pemerintah Kabupaten Karangasem. Upaya ini ditujukan untuk memperkuat aspek legalitas dan pengakuan formal terhadap struktur kepengurusan yang baru terbentuk. Dalam waktu dekat, PDPN Karangasem diagendakan mengadakan pertemuan dengan Bupati Karangasem, Kesbangpol, serta Linmas guna memastikan dukungan administratif dan kelembagaan yang kokoh dalam menjalankan program-program keumatan ke depan.

“Kemudian seusai pelantikan pengurus PDPN Karangasem periode 2025–2030, akan dilakukan audiensi ke Bupati Karangasem, Kesbangpol Linmas untuk memperkuat kekuatan hukum di kepengurusan tersebut,” imbuhnya.

Sementara itu, dalam konteks pembinaan umat, program Dharma Wacana akan diperluas hingga ke tingkat kecamatan, khususnya ditujukan kepada pasementonan Ida Brahmana Siwa-Budha.

“Pembinaan umat ini khusus untuk Pasementonan Ida Brahmana Siwa-Budha. Nanti kita programkan ini, dimana setiap kecamatan kita kumpulkan serta memberikan Dharma Wacana, sehingga ada pengetahuan yang disalurkan,” jelasnya.

Meski dihadapkan pada tantangan keterbatasan anggaran dan fasilitas, PDPN Karangasem tetap menunjukkan optimisme dalam menjalankan tugas-tugas keumatan. Soliditas kepengurusan serta semangat ngayah yang kuat menjadi modal utama organisasi ini dalam melanjutkan swadharma pelayanan kepada umat. Dukungan dari pemerintah, baik dalam bentuk pendanaan maupun sarana pendukung, diharapkan dapat semakin memperkuat langkah-langkah PDPN Karangasem dalam mewujudkan program-program keagamaan yang telah dirancang.

“Saya berharap ada dukungan dari pemerintah, segi pendanaan, fasilitas, yang memang sangat dibutuhkan saat ini. Namun dibalik itu semua semangat ngayah masih terus kuat dari para pengurus untuk menjalankan swadharma,” harapnya.

Ia menegaskan, kepengurusan sebelumnya telah memberi dampak nyata bagi umat, khususnya melalui program-program keagamaan seperti Padiksaan, Maligia, serta berbagai program strategis lain yang telah berhasil dilaksanakan.

“Kepengurusan sebelumnya sudah banyak memberikan manfaat kepada umat dan sudah terbukti, di antaranya program Padiksaan, Maligia, dan program-program strategis lainnya yang sudah jalan dan telah terbukti,” tandasnya.

Ketua PDPN Pusat Ida Bagus Putu Dunia menegaskan pentingnya penguatan nilai-nilai organisasi, pengabdian kepada umat, dan penyelarasan tradisi Hindu Bali dengan dinamika masyarakat saat ini.

Ida Bagus Putu Dunia menjelaskan bahwa kegiatan Lokasabha merupakan bagian dari tahapan normatif dalam siklus organisasi setelah Mahasabha. Dua agenda utama dalam Lokasabha kali ini adalah penyampaian pertanggungjawaban pengurus lama dan pemilihan pengurus baru. Ia menekankan bahwa tidak ada batasan periode bagi pengurus yang ingin kembali mencalonkan diri.

“Ya pertama kan acara ini merupakan rangkaian dari Mahasabha yang sudah dilaksanakan, maka berlanjut Lokasabha. Ini normatif satu organisasi masyarakat dan begitu termasuk kami. Dalam kegiatan ini ada dua kegiatan yang menjadi puncaknya, pertama pertanggung jawab dari pengurus, yang kedua adalah pemilihan pengurus baru. Dan tidak ada batasan bahwa pengurus selama tidak boleh dipilih kembali berapa kali waktunya, berapa periode pun bisa,” katanya.

Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya menjaga pakem dan nilai-nilai dasar organisasi dalam pelaksanaan Lokasabha. Soliditas antar semeton walaka, kerukunan pasemetonan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal mendasar yang terus diperkuat dalam tubuh organisasi.

” Yang kedua adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia supaya bisa jadi emas, bernilai lah. Ada perubahan tuntutan begitu harus disertai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia,” ungkapnya.

Baca Juga  Hadiri Pamelaspasan Pura Dalem Desa Adat Rejasa, Wagub Giri Prasta Dukung Pelestarian Adat Lewat Restorasi Pura dan Yadnya

Dalam konteks pelayanan terhadap umat, Ida Bagus Putu Dunia menekankan bahwa seluruh pengurus harus mengutamakan pengabdian yang memberi manfaat nyata. Pengabdian tersebut, menurutnya, harus dijalankan dengan ketulusan hati dan keikhlasan, sebagaimana yang menjadi sesanti utama organisasi.

“Yang berikutnya adalah pengabdian bermanfaat. Bagaimana kita bisa mengabdi kepada umat, bermanfaat pada umat. Berikutnya adalah menjalankan karma, dimana semua yang dikerjakan itu dengan hati, dengan ketulus ikhlasan. Karena itulah dasar-dasar yang menjadi sesanti dari organisasi,” jelasnya.

Di tengah dinamika masyarakat modern, Ida Bagus Putu Dunia juga menyoroti tantangan dalam pelaksanaan upacara keagamaan Hindu Bali. Ia menilai perlunya harmonisasi antara ajaran sastra dan realitas sosial, khususnya menjawab keresahan generasi muda terhadap kompleksitas dan biaya pelaksanaan upacara.

” Kita memang di dalam sastra Hindu itu ada tingkatan upacara, Nista, Madya, Utama, yang setiap tingkatan juga ada bagian-bagiannya, nah bagaimana harmonisasi antara tuntutan masyarakat dengan Sastra yang ada. Karena kalau tidak begitu akan terjadi pelan-pelan peninggalan luhur kita ini akan ditinggalkan juga sama anak muda. Itu ada kekhawatiran begitu,” tuturnya.

Ia juga menekankan pentingnya pemahaman generasi muda terhadap konsep keselarasan antara kemampuan umat dan ajaran sastra. Penyederhanaan upacara perlu dilakukan tanpa mengorbankan nilai-nilai spiritual dan makna ajaran, sehingga umat tidak terbebani secara ekonomi hanya karena tuntutan sosial dan gengsi.

” Jadi harapan ke depan itu kalau ada masyarakat akan mengadakan upacara, tidak jor-joran sehingga membuat mereka sulit, miskin. Namun ini, di masyarakat juga gengsi. Nah ini harus dididik oleh para sulinggih kita gitu,” katanya.

Bupati Karangasem I Gusti Putu Parwata (Gus Par) diwakili Plt Asisten II Pemerintah Kabupaten Karangasem mengapresiasi dan mendukung penuh Lokasabha PDPN Cabang Karangasem digelar di Samsara Living Museum. Dalam sambutannya yang dibacakan, Gus Par menekankan bahwa pelaksanaan Lokasabha ini memiliki makna strategis, bukan hanya dalam konteks penguatan organisasi, tetapi juga sebagai langkah konkret dalam menjaga kesinambungan nilai-nilai spiritual dan adat istiadat Bali yang diwariskan oleh para leluhur. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wadah untuk menyatukan pikiran seluruh komponen umat, sekaligus bentuk nyata pelestarian budaya yang selaras dengan Dresta Hindu Bali.

Di tengah arus globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi informasi, Gus Par mengingatkan bahwa budaya Bali tengah menghadapi berbagai tantangan, termasuk masuknya pengaruh budaya luar yang tidak sejalan dengan nilai-nilai dasar bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu, kegiatan seperti Lokasabha menjadi penting sebagai ruang refleksi dan penguatan jati diri budaya lokal di tengah perubahan zaman.

“Di tengah tantangan era globalisasi saat ini serta pesatnya perkembangan ilmu teknologi, banyak masalah-masalah yang ditemui, yang tentunya memengaruhi budaya Bali, terutama dari pengaruh budaya luar yang tidak sejalan dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,” ujar Gus Par dalam sambutan tertulisnya.

Lebih lanjut, Bupati Gus Par menyampaikan doa dan harapan agar para Peranda Siwa-Budha yang menjadi pilar spiritual masyarakat Hindu di Karangasem senantiasa diberi kesehatan dan kesejahteraan, sehingga mampu terus menjalankan swadharma dalam membina umat.

“Dalam kesempatan ini saya mendoakan agar para peranda Siwa-Buddha dikaruniai kesehatan dan kesejahteraan sehingga bisa senantiasa menjalankan swadharma kepada umat,” harapnya.

Gus Par juga mengucapkan selamat atas terselenggaranya Lokasabha PDPN Cabang Karangasem dan berharap kegiatan ini berlangsung dengan lancar serta menghasilkan kepengurusan baru yang solid dan mampu menjalankan program-program keumatan secara efektif.

la mengajak seluruh jajaran pengurus baru untuk turut membangun Kabupaten Karangasem secara kolaboratif, sejalan dengan visi daerah melalui semangat AGUNG: Aman, Gigih, Unggul, Nyaman, Gemah Ripah Loh Jinawi.

“Semoga acara berlangsung lancar. Dan bagi pengurus baru nantinya saya harapkan bisa melaksanakan program-programnya dengan baik, selain juga bersama-sama membangun Kabupaten Karangasem sesuai dengan spirit AGUNG (Aman, Gigih, Unggul, Nyaman, Gemah Ripah Loh Jinawi),” tandasnya.

Dengan semangat tema “Malantaran Lokasabha Ngiring Tincapang Pasikian Pasemetonan Siwa-Budha, Ngulati Kaajegan Dharmopadesa Nyujur Karangasem Agung Gemah Ripah Loh Jinawi,” Lokasabha PDPN Cabang Karangasem tidak hanya menjadi momentum konsolidasi organisasi dan regenerasi kepengurusan, tetapi juga wujud nyata dari ikhtiar bersama untuk menjaga kesucian ajaran, memperkuat jati diri spiritual, dan menata arah pengabdian yang lebih relevan di tengah tantangan zaman.

Melalui kolaborasi antara pemimpin spiritual, umat, dan unsur pemerintahan, PDPN Karangasem diharapkan mampu menjadi pilar utama dalam menjaga keluhuran tradisi Hindu Bali serta mewujudkan Karangasem yang AGUNG, sesuai cita-cita leluhur dan semangat zaman kini. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini