Foto: Ketua TP PKK Provinsi Bali sekaligus Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS), Ny. Putri Suastini Koster, saat turun langsung ke lapangan bersama masyarakat Desa Adat Batuyang melaksanakan kegiatan bersih-bersih sampah.
Gianyar, KabarBaliSatu
Di tengah pagi yang cerah di Desa Adat Batuyang, Gianyar, Minggu (1/6), sosok yang dikenal dekat dengan gerakan lingkungan, Ibu Putri Suastini Koster, turun langsung ke lapangan. Bukan sekadar seremonial, Ketua TP PKK Provinsi Bali sekaligus Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS) ini tampak aktif menyapu jalan, mencabut rumput liar, hingga membersihkan halaman rumah warga bersama masyarakat.
Langkah kaki Putri Koster pagi itu bukan hanya menyapu daun kering, tapi juga menyapu paradigma lama soal sampah. Di hadapan para ibu-ibu PKK, ia menekankan pentingnya menyelesaikan masalah sampah langsung dari sumbernya—dari rumah tangga sendiri.
“Sampah dapur dan sisa makanan itu bisa diolah jadi eco enzyme dengan metode tong komposter. Sementara sampah halaman dan upakara bisa dikelola di teba modern,” jelasnya penuh semangat.
Ia menekankan bahwa prinsip pengelolaan 3R—reduce, reuse, recycle—harus menjadi budaya baru. Pemerintah desa, lanjutnya, akan difasilitasi membangun sistem TPS3R dan TPST. Tujuannya jelas: sampah tidak keluar desa, apalagi mencemari lingkungan desa lain.
Tak hanya soal teknis, Ibu Putri juga menyentil gaya hidup konsumtif masyarakat yang masih tergantung pada plastik sekali pakai. Ia mengajak Bendesa Adat Batuyang, I Made Sukarta, untuk terus mengedukasi warganya, terutama saat kegiatan adat dan keagamaan.
“Mulailah bawa tumbler sendiri. Bungkus jajanan pakai daun, bukan plastik. Kurangi kemasan sekali pakai. Ini bukan soal gaya hidup modern, tapi tanggung jawab sosial dan spiritual,” tegasnya.
Putri Koster juga mengajak warga memperindah lingkungan melalui hal sederhana: menata telajakan rumah dengan rumput dan bunga. Baginya, bersih bukan hanya soal sampah, tapi juga estetika dan keharmonisan.
Kegiatan gotong royong ini turut dihadiri oleh Ibu Wakil Bupati Gianyar, jajaran TP PKK Provinsi Bali, serta sejumlah pejabat penting seperti Kepala DKLH Made Rentin, Kepala Dinas PMD Dukcapil I Made Dwi Dewata, dan Kepala Dinas Sosial P3A AA Sagung Mas Dwipayani.
Di tengah isu lingkungan yang makin mengkhawatirkan, kehadiran figur seperti Putri Koster di garis depan memberi sinyal kuat: perubahan dimulai dari tindakan nyata, bukan wacana. Dan Bali, tampaknya, mulai menata ulang peradabannya—dari halaman rumah sendiri. (kbs)