BerandaDaerahDukung Gerakan Bali Bersih Sampah inisiasi Gubernur Koster, Bupati Gus Par dan...

Dukung Gerakan Bali Bersih Sampah inisiasi Gubernur Koster, Bupati Gus Par dan Wabup Guru Pandu Luncurkan Gerakan Pilah Sampah

Foto: Suasana peluncuran Gerakan Pilah Sampah pada 14 Mei 2025.

Karangasem, KabarBaliSatu

Pemerintah Kabupaten Karangasem di bawah kepemimpinan Bupati I Gusti Putu Parwata (Gus Par) dan Wakil Bupati, Pandu Prapanca Lagosa (Guru Pandu), bergerak cepat mendukung Gerakan Bali Bersih Sampah yang diinisiasi Gubernur Bali, Wayan Koster. Komitmen itu dibuktikan dengan peluncuran Gerakan Serentak Pilah Sampah pada 14 Mei 2025, yang diawali dari Kecamatan Karangasem.

Wakil Bupati Karangasem, Guru Pandu, memimpin langsung deklarasi bersama Camat Karangasem, Lurah, dan seluruh Kepala Lingkungan se-Kecamatan Karangasem. Dalam deklarasi itu digaungkan seruan tegas:

Langkah ini bukan basa-basi. TPA Butus, satu-satunya tempat pembuangan akhir di Karangasem, sudah dalam kondisi overload. Karena itu, mulai 14 Mei 2025, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karangasem hanya akan mengangkut sampah yang telah dipilah oleh masyarakat.

Komitmen Karangasem ini selaras dengan visi besar Gubernur Bali, Wayan Koster, yang telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah. Dalam arahannya, Gubernur Koster menekankan bahwa masalah sampah adalah masalah serius dan harus selesai segera. Terlebih, Presiden Prabowo Subianto telah menempatkan Bali sebagai salah satu wilayah prioritas nasional dalam penyelesaian masalah sampah.

“Gerakan Bali Bersih Sampah ini adalah arahan strategis dari Bapak Gubernur Koster. Kami di Karangasem tidak menunggu. Kami laksanakan sekarang,” kata Guru Pandu.

Baca Juga  Gubernur Koster Tepati Janji, Jalan Amblas Denpasar–Gilimanuk Kembali Dibuka Sabtu 19 Juli 2025

Wakil Bupati yang dikenal dekat dengan rakyat itu juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung gerakan ini:

“Ayo sukseskan Karangasem bersih dan sukses dalam pengelolaan sampah. Ini perjuangan untuk menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman, dan layak huni bagi generasi mendatang.”

Dalam arahannya, Wabup Guru Pandu menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar kampanye sesaat, melainkan sebuah perubahan budaya yang harus dimulai dari sumbernya: rumah tangga, lingkungan kerja, dan ruang-ruang publik.

“Mulai besok, seluruh kepala lingkungan wajib mensosialisasikan dan mengawasi pelaksanaan pemilahan sampah di wilayah masing-masing. Ini tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah,” ujar Wabup Pandu.

Wabup Guru Pandu juga menyampaikan bahwa dalam waktu dekat akan dilaksanakan pertemuan khusus bersama Pemerintah Desa, baik desa adat maupun desa dinas, untuk memperluas keterlibatan dalam gerakan memilah sampah berbasis sumber.

Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan pemerintah adalah penyegelan TPA Butus di Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem.

“TPA Butus sudah resmi disegel sejak 8 Mei, sekarang hanya boleh menerima sampah residu yang benar-benar tersisa,” tegas Wabup Guru Pandu.

TPA Butus saat ini dalam kondisi overload akibat lonjakan volume sampah. Pemerintah mengambil langkah tegas dengan membatasi jenis sampah yang masuk—hanya residu atau anorganik, sedangkan sampah organik wajib dikelola langsung oleh masyarakat di sumbernya.

Baca Juga  Gubernur Koster Serukan Bangga Berbahasa Bali, Lestarikan Warisan Leluhur!

Kebijakan ini diperkuat dengan pengoperasian mesin incinerator di TPA Butus yang mampu mengolah hingga 10 ton residu per hari, untuk mengurangi penumpukan dan dampak pencemaran.

Pemkab Karangasem juga menghapus seluruh bak sampah liar di berbagai titik sebagai upaya mendorong perubahan perilaku.

“Kami ingin masyarakat mulai terbiasa memilah dan mengelola sampah langsung dari rumah masing-masing,” ungkap Wabup Guru Pandu.

Pembangunan TPS3R juga sedang dipercepat di beberapa lokasi, termasuk Tumbu, Bebandem, Tegalinggah, Seraya, dan titik-titik lain yang telah memenuhi standar teknis.

“Pemilahan berbasis sumber adalah syarat utama. Sampah organik dibawa ke teba modern, sedangkan anorganik ke bank sampah atau pemulung,” tambahnya.

Mulai 14 Mei 2025, DLH Karangasem hanya akan mengangkut sampah yang telah dipilah. Jika tidak sesuai kriteria, sampah tidak akan diangkut oleh petugas.

Dalam deklarasi ini, seluruh Lurah di Kabupaten Karangasem menyampaikan komitmen mendukung gerakan memilah sampah sebagai upaya pengelolaan sampah berbasis sumber.

Lurah Karangasem, Made Ardiana, menargetkan pengurangan 5–10 truk sampah per bulan melalui pengadaan tebe modern di Kantor Lurah dan pembagian kantong sampah untuk warganya dalam waktu dekat.

Lurah Padangkerta Gusti Bagus Triantarayasa menyampaikam gagasan, telah bekerja sama dengan desa adat serta mengaktifkan pengeras suara dan grup WhatsApp untuk menyosialisasikan aturan baru. Sementara itu, Lurah Subagan, Ketut Oka Putra Werdiyasa, mendorong sanksi tegas bagi pelanggar dan menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk pengadaan alat pencacah sampah.

Baca Juga  Wawali Arya Wibawa Tutup D’TIK Fest Ke-13, Ajang KolaborasiPerkuat Inovasi Teknologi Dukung Pembangunan Berkelanjutan

Kepala Dlh Karangasem, I Nyoman Tari, mengajak seluruh OPD menjadi contoh dengan memilah sampah dari halaman kantor masing-masing.

“Dari 23 truk pengangkut, baru 2 truk berisi sampah yang terpilah. Ini bukti kita perlu edukasi lebih serius,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari 15 bank sampah aktif, termasuk bank sampah pusat DLH yang memiliki lebih dari 250 nasabah. Upaya pengelolaan berbasis komunitas terus digencarkan.

Diakhir sambutannya, Wabup Pandu menegaskan, tidak ada toleransi untuk pembiaran sampah. Kami akan pantau, kami akan menggandeng rekan media, baik konvensional maupun online ikut memviralkan, jika ada wilayah yang tidak peduli,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan kembali nilai-nilai lokal seperti Tri Hita Karana sebagai fondasi membangun kesadaran lingkungan yang berkelanjutan.

“Mari kita sukseskan Gerakan Memilah Sampah dari Rumah demi Karangasem yang bersih, sehat, dan lestari untuk generasi mendatang,” tutupnya.

Karangasem kini mencatat sejarah: dari daerah yang pernah tertinggal dalam tata kelola sampah, menjadi pelopor perubahan di bawah Gerakan Bali Bersih Sampah. Momentum telah datang, dan Karangasem memilih untuk memimpinnya lewat Gerakan Pilah Sampah. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini