Foto: Kosgoro 1957 Resmi Dukung Gde Sumarjaya Linggih (Demer) Pimpin Golkar Bali.
Denpasar, KabarBaliSatu
Arah dukungan politik jelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Provinsi Bali mulai mengerucut. Organisasi sayap historis Partai Golkar, Kosgoro 1957, secara resmi menyatakan dukungan penuh kepada Gde Sumarjaya Linggih untuk menakhodai DPD Partai Golkar Bali.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Plt. Ketua Pengurus Daerah Kolektif (PDK) Kosgoro 1957 Provinsi Bali, I Putu Yuda Suparsana, dalam keterangan resminya. Menurutnya, keputusan ini bukan sekadar dukungan politik biasa, tetapi langkah strategis yang melalui pertimbangan matang demi menyongsong masa depan Partai Golkar yang lebih solid dan kompetitif di Bali.
“Ini soal kepemimpinan yang visioner dan teruji. Demer—sapaan akrab Gde Sumarjaya Linggih—bukan hanya kader senior, tapi juga simbol konsistensi dan kinerja politik yang mumpuni,” ujar Yuda.
Dukungan ini datang di tengah wacana regenerasi di tubuh Golkar Bali, menyusul akan berakhirnya masa kepemimpinan I Nyoman Sugawa Korry setelah lima tahun menjabat sebagai Ketua DPD. Di tengah dinamika itu, nama Demer dinilai sebagai pilihan paling rasional dan potensial untuk membawa Golkar Bali keluar dari stagnasi.
Tokoh asal Buleleng ini diketahui telah lima kali berturut-turut duduk di Senayan sebagai anggota DPR-RI—rekam jejak yang menunjukkan daya tahan politik dan kedekatannya dengan akar rumput. Di tingkat nasional, Demer juga tercatat sebagai figur berpengaruh di jajaran DPP Partai Golkar.
Tak hanya itu, latar belakangnya sebagai pengusaha dan pemimpin di berbagai organisasi kemasyarakatan dianggap menambah nilai lebih dalam hal kemampuan manajerial dan pengorganisasian.
“Partai ini butuh pemimpin yang bukan hanya populer, tapi juga tahu cara kerja mesin politik. Demer memiliki keduanya. Dia tahu bagaimana menyentuh konstituen, mengelola organisasi, dan menjalin komunikasi lintas sektor,” tambah Yuda, yang juga merupakan salah satu Ketua di Pengurus Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957.
Lebih lanjut, Yuda menyampaikan keyakinannya bahwa mayoritas pemilik suara dalam Musda—mulai dari DPD kabupaten/kota, hingga organisasi hasta karya dan sayap partai—akan berpikiran sama: menginginkan kepemimpinan baru di tangan sosok yang sudah teruji.
Di tengah iklim politik yang makin kompetitif menuju Pemilu 2029, Musda Golkar Bali dinilai menjadi momentum penting untuk melakukan konsolidasi internal. Karena itu, Yuda menekankan pentingnya proses Musda berjalan tertib, terbuka, dan demokratis.
“Musda ini bukan hanya soal memilih ketua, tapi menentukan arah baru Golkar Bali. Semua pihak harus menahan diri, menjaga suasana kondusif, dan menempatkan kepentingan partai di atas segalanya,” pungkasnya.
Musda Partai Golkar Provinsi Bali sendiri dijadwalkan akan digelar dalam waktu dekat di Denpasar. Semua mata kini tertuju pada siapa yang akan memimpin partai beringin itu di Pulau Dewata. (kbs)