BerandaOlahragaSukses Gelar Piala Dunia Panjat Tebing Bali Dipuji Dunia, Tapi Minim Sarana...

Sukses Gelar Piala Dunia Panjat Tebing Bali Dipuji Dunia, Tapi Minim Sarana Olahraga, Gung Cok: Saatnya Bangun Infrastruktur Kelas Dunia

Foto: Anggota Komisi IV DPRD Bali, Anak Agung Bagus Tri Candra Arka atau yang akrab disapa Gung Cok.

Denpasar, KabarBaliSatu

Keberhasilan Bali dalam menyelenggarakan Piala Dunia Panjat Tebing 2025 di kawasan Nusa Dua mendapat apresiasi luas. Tak hanya sukses dalam sisi teknis dan penyelenggaraan, ajang internasional ini juga mengantarkan Indonesia kembali mendapat tawaran dari Federasi Internasional Olahraga Panjat Tebing (IFSC) untuk menjadi tuan rumah seri selanjutnya.

Capaian ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Bali sebagai destinasi wisata kelas dunia. Apresiasi pun datang dari berbagai pihak, salah satunya dari Anggota Komisi IV DPRD Bali, Anak Agung Bagus Tri Candra Arka atau yang akrab disapa Gung Cok.

Ia menilai keberhasilan penyelenggaraan ajang internasional ini tidak terlepas dari kerja keras dan peran aktif insan olahraga panjat tebing di Bali. Mereka dinilai telah berhasil melakukan berbagai upaya lobi dan negosiasi ke tingkat pusat untuk meyakinkan bahwa Bali layak menjadi tuan rumah kejuaraan dunia panjat tebing yang baru saja sukses digelar di Nusa Dua.

“Sebagai insan olahraga Bali, saya sangat berterima kasih kepada cabang olahraga panjat tebing, khususnya panjat tebing Bali yang sudah melakukan lobi-lobi, negosiasi kepada pusat, meyakinkan bahwa Bali layak dan pantas menjadi ajang yang telah dilaksanakan di Nusa Dua ini,” ujar Ketua Frakasi Golkar itu.

Menurutnya, dampak positif dari penyelenggaraan event internasional di Bali dinilai sangat terasa, baik dalam hal promosi pariwisata maupun peningkatan aktivitas ekonomi lokal. Geliat ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan berskala internasional, baik yang bersifat olahraga maupun non-olahraga, memberikan kontribusi signifikan bagi citra dan perekonomian daerah.

Baca Juga  Laskar Catur Muka Melaju, Giri Prasta Hadiahi Semangat Rp 50 Juta

“Pastinya ini akan berdampak, karena setiap event, baik olahraga maupun di luar olahraga, kalau sudah internasional dilaksanakan di Bali, pasti ada dampak positifnya bagi Bali,” kata Gung Cok yang juga merupakan Kabid Binpres KONI Bali.

Selain itu, Bali yang dikenal aman dan nyaman untuk dikunjungi semakin memperkuat posisinya sebagai destinasi utama bagi berbagai event dunia. Sejalan dengan itu, KONI Bali melalui bidang pembinaan prestasi juga telah mendorong cabang-cabang olahraga lain untuk lebih aktif melakukan lobi ke tingkat pusat, agar lebih banyak event internasional bisa digelar di Bali.

“Dengan upaya kami juga sudah menyampaikan ke cabor-cabor yang bernaung di bawah KONI Bali, agar lebih banyak melobi ke pusat agar event-event internasional bisa lebih sering dilaksanakan di Bali,” lanjutnya.

Politisi Golkar asal Kerobokan, Badung tersebut juga menekankan bahwa sport tourism kini semakin terasa dampaknya di Bali. Ia menyebut bahwa tidak hanya event olahraga, namun juga konferensi dan agenda-agenda internasional lainnya ikut menyumbang efek positif terhadap Bali.

“Sangat terasa, bukan hanya event olahraga saja, kayak konferensi kan….. pusat harus mendengar hal ini. Tetapi dengan program kami di Komisi IV, ada kita menyukseskan juga di KONI selaku Kabid Binpres, bagaimana sport tourism, di lain sisi pemerintah provinsi Bali, juga siap untuk menyediakan sarana-prasarananya,” ungkap politisi Golkar itu.

Baca Juga  Ratusan Peserta Ikuti UKT, Kodrat Bali Mantapkan Pembinaan Berjenjang, Siapkan Atlet Menuju Porprov hingga PON

Meski demikian, ia menyoroti pentingnya pembangunan fasilitas olahraga bertaraf internasional di Bali. Keberhasilan penyelenggaraan panjat tebing dunia kemarin menjadi evaluasi bersama, terutama karena sarana yang digunakan saat ini masih berasal dari penyedia luar.

“Ini catatan evaluasi untuk ke depan, kalau sudah dibangun yang bertaraf internasional seperti sarana yang dipakai kemarin, alangkah baiknya. Ini kan bisa dipakai event-event juga terus-menerus, baik menyiapkan atlet di Bali, begitu pun untuk latihan Indonesia. Bisa saja Pelatnas dilaksanakan di Bali kalau ada sarananya,” jelasnya.

Gung Cok menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Bali perlu segera memikirkan dan menyiapkan sarana penunjang guna menyukseskan pengembangan sport tourism secara menyeluruh. Meskipun Bali telah memiliki prasarana pendukung seperti hotel berbintang dan sistem transportasi yang memadai, namun masih terdapat kekurangan pada fasilitas utama untuk pelaksanaan kegiatan olahraga. Salah satu yang menjadi perhatian adalah ketersediaan GOR (gedung olahraga) bertaraf internasional.

Di sisi lain, Bali memiliki potensi besar untuk menggelar event-event olahraga berbasis alam seperti beach soccer, voli pantai, dan balap sepeda, karena didukung oleh kekayaan alam berupa pantai, ombak, serta jalur-jalur alami yang menantang. Potensi ini perlu dioptimalkan dengan penyediaan sarana yang sesuai standar.

“Betul. Terutama GOR. Ya syukur Bali punya ombak, syukur Bali punya pantai. Bisa juga beach soccer, bisa juga voli pantai. Syukur Bali juga punya jalan menanjak, bisa juga untuk balap sepeda, bisa event-event yang bersifat alami yang menggunakan kekayaan alam,” kata Gung Cok.

Baca Juga  Aksi Mulia HIPMI Badung dan GSL Foundation Gelar Turnamen Golf Amal, Salurkan Dana untuk Anak Kanker dan Bayi Terlantar

Kondisi fasilitas olahraga di Bali, khususnya GOR dan stadion, dinilai masih memprihatinkan. Saat ini, Bali hanya memiliki GOR bertaraf nasional, seperti GOR Lila Bhuana, yang dinilai belum memenuhi standar untuk menyelenggarakan event berskala besar. Hal ini menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah agar segera membangun fasilitas olahraga yang memadai dan bertaraf internasional. Dengan adanya GOR yang layak, berbagai event olahraga dalam ruangan dapat terlaksana dengan optimal dan profesional.

“Kita hanya memiliki GOR yang bertaraf nasional. Itu pun saya katakan tidak memenuhi syarat untuk GOR Lila Bhuana. Nah itu Bali harus memiliki GOR seperti itu. Sehingga event yang dilaksanakan di dalam GOR bisa terlaksana dengan bagus,” imbuhnya.

Sekali lagi Gung Cok menegaskan bahwa Bali secara infrastruktur pendukung sebenarnya sudah siap, mulai dari hotel berbintang hingga sistem transportasi. Yang perlu segera dipenuhi adalah sarana olahraga utama yang memadai.

“Nah sarananya sekarang yang kurang. Kalau prasarana sih sudah siap kita ya. Bali memenuhi syarat. Bintang 4, bintang 5 pun kita punya untuk penginapan para atlet. Sarana yang dipakai untuk pelaksanaan itu yang kita belum begitu memilikinya,” pungkasnya. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini