BerandaDaerahKBMHD Art Festival 2025: Gaungkan Cinta Budaya Lewat Lomba Ngulek Sambal Nusantara...

KBMHD Art Festival 2025: Gaungkan Cinta Budaya Lewat Lomba Ngulek Sambal Nusantara dan Lagu Pop Bali

Foto: Suasana Lomba Ngulek Sambal Nusantara dan Lagu Pop Bali serangkaian KBMHD Art Festival 2025 untuk mengenang 18 tahun wafatnya Prof. Gorda.

Denpasar, KabarBaliSatu

Sebagai bagian dari rangkaian KBMHD Art Festival 2025, digelar kegiatan unik bertajuk Lomba Ngulek Sambal Nusantara pada Minggu, 19 Oktober 2025 di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas).

Kompetisi ini menjadi ajang kreativitas sekaligus bentuk pelestarian kuliner tradisional Indonesia, di mana para peserta berlomba meracik sambal khas daerah dengan cita rasa dan tampilan terbaik. Lebih dari sekadar perlombaan, kegiatan ini juga memiliki makna mendalam sebagai wujud penghormatan terhadap nilai-nilai budaya dan kebersamaan yang diwariskan oleh para pendahulu.

Lomba Ngulek Sambal Nusantara menjadi bagian dari perayaan 18 tahun wafatnya Prof. Gorda, sosok inspiratif yang dikenal luas atas dedikasinya di bidang pendidikan dan kebudayaan. Melalui kegiatan ini, semangat beliau untuk terus menumbuhkan kecintaan terhadap tradisi dan kreativitas anak muda kembali dihidupkan.

Kegiatan Lomba Ngulek Sambal Nusantara didukung penuh oleh IKABOGA Bali, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Bali, dan Rotary Club of Bali Bersinar.

Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi perdana antara KBMHD Undiknas dan IKABOGA Bali dalam menyelenggarakan Lomba Ngulek Sambal Nusantara. Ke depannya, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bagian dari agenda tahunan IKABOGA Bali.

Lomba Ngulek Sambal ini tidak hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga memiliki makna yang mendalam, yakni untuk mengenang sosok Ratyni Gorda, pendamping Prof. Gorda, yang berperan penting dalam membesarkan Undiknas pada masa kejayaan beliau.

Selain itu, untuk menambah kemeriahan acara, di hari yang sama juga digelar lomba lagu pop Bali yang diikuti oleh generasi muda. Kegiatan ini menjadi ruang ekspresi bagi talenta-talenta muda Bali untuk menampilkan karya musik yang berakar pada budaya daerah namun dikemas secara modern dan menghibur.

Wakil Ketua Panitia, Gede Eka Darma Sentosa, menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia dan peserta yang telah berpartisipasi aktif sehingga seluruh rangkaian lomba dalam KBMHD Art Festival 2025 dapat terlaksana dengan lancar dan penuh semangat.

Kegiatan Lomba Ngulek Sambal Nusantara digelar secara offline pada Minggu, 19 Oktober 2025, di Undiknas Denpasar. Lomba ini menjadi pengalaman pertama digelar di Undiknas dan diharapkan dapat berkembang lebih besar pada tahun-tahun berikutnya.

“Melalui pelaksanaan kegiatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan, kreativitas, serta kebanggaan terhadap budaya kuliner tradisional yang menjadi identitas bangsa. Nilai-nilai ini diharapkan terus hidup di hati generasi muda, terutama di Bali, sebagai wujud kecintaan terhadap warisan budaya nusantara,” katanya.

Ketua Umum KBMHD Undiknas, I Gede Ari Kusuma Dinata, menjelaskan bahwa KBMHD Art Festival merupakan program kerja tahunan yang telah berlangsung selama 18 tahun. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk penghormatan untuk mengenang wafatnya Prof. Gorda, tokoh pendidikan dan kebudayaan yang menjadi inspirasi utama lahirnya festival tersebut.

Pada penyelenggaraan tahun 2025 ini, KBMHD Art Festival terdiri atas dua rangkaian kegiatan. Rangkaian pertama berupa seminar nasional telah dilaksanakan sebelumnya, dan kini dilanjutkan dengan lomba lagu pop Bali serta Lomba Ngulek Sambal Nusantara sebagai rangkaian kedua yang berlangsung di Kampus Undiknas.

Baca Juga  Pemkab Klungkung Tunjukkan Taring Cegah Korupsi, Genjot Penertiban Aset dan Optimalisasi Pajak Daerah

Festival tahun ini juga menjadi ajang kolaborasi dengan berbagai pihak, di antaranya IKABOGA Bali, HIPPI Bali, dan Rotary Club of Bali Bersinar. “Lomba lagu pop Bali menjadi agenda rutin yang selalu hadir setiap tahun dalam KBMHD Art Festival, sedangkan Lomba Ngulek Sambal Nusantara merupakan kegiatan perdana yang digelar di lingkungan Undiknas dan menjadi hasil kerja sama pertama dengan IKABOGA Bali,” terangnya.

Secara keseluruhan, KBMHD Art Festival 2025 diharapkan menjadi ruang kreatif bagi generasi muda untuk menumbuhkan kecintaan terhadap seni dan budaya, sekaligus memperkuat jejaring kolaborasi agar nilai-nilai budaya Bali dan Indonesia terus hidup, berkembang, dan dikenal lebih luas di tengah masyarakat.

Para peserta Lomba Ngulek Sambal Nusantara tampak sangat antusias mengikuti jalannya kompetisi. Mereka terlihat layaknya chef profesional saat mulai meracik berbagai rempah menjadi sambal yang tidak hanya menggugah selera karena pedasnya, tetapi juga memiliki cita rasa yang khas dan lezat.

Salah satu tim dari Student Affairs and Alumni (SALUT) menampilkan inovasi menarik dengan menghadirkan sambal terasi bakar. Konsep ini memberikan sensasi berbeda melalui penggunaan terasi yang dibakar terlebih dahulu, menghasilkan aroma khas dan rasa yang lebih kuat.

Kegiatan ini terasa istimewa karena mempertemukan beragam generasi, dari kalangan milenial hingga baby boomer, dalam satu ajang kreativitas kuliner. Dari pertemuan lintas generasi ini lahir berbagai karakter rasa yang unik, mencerminkan pengalaman dan selera masing-masing peserta.

Semangat pelestarian budaya melalui kuliner ini diharapkan dapat terus berlanjut, agar nilai-nilai kebersamaan yang tersirat dalam setiap ulekan sambal tetap hidup dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Para dewan juri memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan Lomba Ngulek Sambal Nusantara yang digelar oleh KBMHD Undiknas. Salah satu juri, Raden Alit Yulianto, D.A. Ma Par S. Sos, yang merupakan chef senior, menilai kegiatan ini sebagai langkah luar biasa dalam mengangkat kembali nilai-nilai budaya kuliner nusantara.

Menurutnya, lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi memasak, melainkan bentuk nyata pelestarian warisan kuliner tradisional yang semakin jarang disentuh oleh generasi muda. Sambal, dalam pandangannya, memiliki filosofi mendalam tentang kebersamaan dan komunikasi. “Di setiap ulekan sambal tersimpan makna interaksi dan kehangatan, sebagaimana tradisi masyarakat Indonesia yang selalu menjadikan makanan sebagai jembatan silaturahmi dan kebersamaan,” katanya.

Dalam proses penilaian, juri menetapkan tiga pilar utama sebagai acuan, yaitu peralatan, bahan, dan teknik. Dari sisi peralatan, penilaian mencakup alat tradisional yang digunakan dalam proses mengulek sambal. Dari sisi bahan, peserta diharapkan menggunakan bahan segar dan lokal yang mudah ditemukan di sekitar.

Sementara itu, dari sisi teknik, penilaian menitikberatkan pada keterampilan peserta, mulai dari urutan bahan, cara menggesek, hingga tekanan dalam mengulek sambal.

“Melalui kegiatan ini, nilai-nilai kearifan lokal dan filosofi kebersamaan yang tersimpan dalam sambal diharapkan tetap hidup dan diwariskan dari generasi ke generasi,” pungkasnya.

Baca Juga  KUA dan PPAS Perubahan 2025 Disepakati, Bupati Satria Dorong Perencanaan Anggaran Lebih Cermat dan Tepat Sasaran

Juri berikutnya, I Gusti Agung Ayu Sri Dewi dari IKABOGA Bali, memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan Lomba Ngulek Sambal Nusantara. Menurutnya, kegiatan ini merupakan ajang yang sangat baik karena memberi ruang bagi peserta untuk mengekspresikan ide dan kreativitas dalam mengolah sambal.

Sambal yang selama ini dianggap sederhana ternyata memiliki banyak variasi dan potensi besar untuk dikembangkan menjadi karya kuliner bernilai budaya. Melalui kompetisi ini, peserta tidak hanya beradu rasa, tetapi juga menunjukkan bagaimana sambal dapat menjadi simbol warisan kuliner yang kaya dan beragam.

Dalam proses penilaian, aspek kebersihan menjadi fokus utama. Selain itu, penilaian juga mencakup peralatan yang digunakan, bahan-bahan yang dipilih, serta teknik pengolahan. Teknik mengulek dinilai secara cermat, termasuk ketepatan waktu dalam prosesnya. “Mengulek tidak boleh terlalu cepat maupun terlalu lama, karena durasi yang tidak tepat dapat memengaruhi tekstur dan cita rasa sambal yang dihasilkan,” jelasnya.

Juri ketiga, Faniy dari KBMHD Undiknas, menyampaikan bahwa kegiatan Lomba Ngulek Sambal Nusantara ini merupakan ajang yang sangat positif. Melalui kegiatan tersebut, para peserta dapat belajar bekerja sama tanpa sekat gender, di mana laki-laki dan perempuan turut berperan aktif dalam proses mengulek sambal.

Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi media pembelajaran budaya yang memperkenalkan ragam sambal dari berbagai daerah di Indonesia. “Dengan demikian, para peserta tidak hanya berkompetisi, tetapi juga memperluas wawasan mengenai kekayaan cita rasa dan nilai budaya kuliner Nusantara yang patut dilestarikan,” tuturnya.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk IKABOGA Bali, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Bali, serta Rotary Club of Bali Bersinar.

Ketua DPD IKABOGA Bali, Ir. Hj. Nimmi Gulam, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menilai bahwa Sambal Nusantara merupakan warisan tradisi leluhur yang patut dijaga dan terus dilestarikan. Sambal bukan sekadar pelengkap makanan, tetapi merupakan bagian dari warisan budaya yang menyimpan nilai-nilai kebersamaan, kehangatan, dan persatuan.

Filosofi sambal mencerminkan semangat harmoni dan keseimbangan hidup, yang terlihat dari proses mengulek, pemilihan komposisi bahan, hingga cita rasa yang dihasilkan. Setiap unsur dalam proses pembuatan sambal menggambarkan kerja sama dan keselarasan antarunsur kehidupan.

Nimmi juga menekankan pentingnya melestarikan budaya di tengah era digital. “Kemajuan teknologi seharusnya dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalkan kearifan lokal seperti tradisi mengulek sambal kepada generasi muda yang lebih luas, agar nilai-nilai budaya tetap hidup dan tidak tergerus oleh modernisasi,” katanya.

Apresiasi juga datang dari Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Bali. Ni Nyoman Westri, Pengurus HIPPI Bali Bidang Pariwisata, Budaya, dan Ekonomi Kreatif, menilai Lomba Ngulek Sambal yang digelar oleh KBMHD Undiknas sebagai kegiatan yang inspiratif, edukatif, dan memiliki nilai kreatif tinggi.

Kegiatan tersebut dinilai mampu memberikan pembelajaran kepada peserta mengenai pentingnya memilih bahan-bahan yang bersih dan higienis sebelum diolah menjadi sambal. Selain itu, lomba ini juga menjadi wadah lahirnya ide-ide segar dalam mengembangkan bisnis kuliner yang berkelanjutan di masa depan.

Baca Juga  DWP Provinsi Bali dan DWP Kota Denpasar Bersinergi Bantu Siswa Terdampak Banjir di SDN 18 Pemecutan

“Kegiatan semacam ini patut dilanjutkan dan digelar lebih sering karena memberikan manfaat besar bagi masyarakat sekaligus mendorong tumbuhnya kreativitas dalam bidang ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Rotary Club of Bali Bersinar, Gung Rai Wahyuni, turut mengapresiasi pelaksanaan Lomba Ngulek Sambal Nusantara. Menurutnya, kegiatan tersebut sejalan dengan fokus area Rotary, yakni growing local economy atau penguatan ekonomi lokal. “Melalui lomba ini, Rotary Club of Bali Bersinar juga berharap dapat mendampingi pelaku UMKM lokal dalam mengembangkan kuliner Nusantara, khususnya di bidang olahan sambal,” katanya.

Keseruan juga terpancar dalam ajang lomba lagu pop Bali. Para peserta tampil dengan antusiasme tinggi dan penghayatan mendalam, seolah-olah mereka adalah penyanyi profesional di atas panggung besar. Setiap nada dan lirik mereka nyanyikan dengan penuh perasaan, menciptakan suasana meriah yang memukau penonton dan menambah semarak acara hari itu.

Ketua panitia acara, Ni Kadek Sindi Anggayani, menyampaikan bahwa Lomba Lagu Pop Bali kali ini diikuti oleh 31 peserta dan dinilai oleh tiga juri profesional yang berpengalaman di bidang lagu pop Bali.

Ia menjelaskan, tujuan utama dari kegiatan ini adalah melestarikan lagu-lagu khas Bali sekaligus mengajak para pelajar tingkat SMA dan SMP untuk turut menjaga serta mencintai budaya daerah melalui jalur seni dan musik.

“Kami berharap semacam ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, semakin berkembang, dan menjadi ajang yang lebih megah serta mampu mengangkat kejayaan musik dan budaya Bali ke tingkat yang lebih tinggi,” ungkapnya.

Salah seorang peserta bernama Putu mengaku sangat senang dapat mengikuti ajang Lomba Lagu Pop Bali kali ini. Ia menilai lomba tersebut sebagai salah satu ajang bergengsi di Bali yang mampu menampilkan bakat dan kecintaan generasi muda terhadap musik daerah.

Putu yang mewakili SMA Negeri 1 Tabanan mengungkapkan bahwa dirinya pernah mengikuti lomba serupa sebelumnya, namun tetap merasa deg-degan saat tampil di atas panggung. Meski begitu, ia berusaha tampil semaksimal mungkin untuk memberikan penampilan terbaiknya.

Peserta lainnya, Nadia, mengaku merasa deg-degan karena ini merupakan pengalaman pertamanya mengikuti Lomba Lagu Pop Bali. Siswi SMA Negeri 2 Kuta Selatan ini berharap ke depan akan ada lebih banyak kegiatan yang melibatkan anak-anak sekolah, agar generasi muda semakin aktif dalam melestarikan dan mencintai budaya Bali melalui seni dan musik.

KBMHD Art Festival 2025 bukan sekadar panggung perlombaan, melainkan ruang bertemunya semangat tradisi, kreativitas, dan kolaborasi lintas generasi. Dari ulekan sambal yang menggugah selera hingga lantunan lagu pop Bali yang menggetarkan hati, semuanya berpadu menjadi harmoni kebudayaan yang hidup di kampus Undiknas. Semoga semangat pelestarian dan kebersamaan ini terus menyala, menuntun generasi muda Bali untuk mencintai, menjaga, dan meneruskan warisan luhur budaya Nusantara. (kbs)

Berita Lainnya

Berita Terkini