BerandaSeni BudayaWawali Arya Wibawa Lepas Jalan Santai Peguyangan Festival 2025, Semangat Kebersamaan dan...

Wawali Arya Wibawa Lepas Jalan Santai Peguyangan Festival 2025, Semangat Kebersamaan dan Geliat Ekonomi Kreatif di Jantung Peguyangan

Foto: Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, lepas burung merpati sebagai tanda dimulainya Jalan Santai Peguyangan Festival (Yang Fest) 2025, Minggu (19/10/2025) di Lapangan Antasura, Banjar Benaya, Kelurahan Peguyangan.

Denpasar, KabarBaliSatu

Pagi itu, matahari belum sepenuhnya tinggi, namun semangat sudah membuncah di Lapangan Jalan Antasura, Banjar Benaya, Peguyangan. Tawa anak-anak, langkah ringan para remaja, dan wajah-wajah bahagia warga yang berkumpul menyatu dalam satu irama: kebersamaan.

Di tengah suasana yang hangat itu, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, berdiri di garis start. Dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya, ia melepaskan burung merpati putih ke langit biru — simbol kebebasan, harapan, dan persaudaraan. Tepuk tangan pun menggema. Begitulah awal yang indah bagi Jalan Santai Peguyangan Festival (Yang Fest) 2025, Minggu pagi, 19 Oktober 2025.

Baca Juga  Jelang PKB XLVII Tahun 2025, Sekehe Gong Panjer Mantapkan Langkah untuk Tampil Maksimal

Tak hanya melepas, Arya Wibawa turut berjalan di antara warga — bersama Ketua Komisi II DPRD Denpasar I Wayan Sutama, Camat Denpasar Utara I Wayan Ariyanta, dan para tokoh masyarakat Peguyangan. Langkah-langkah mereka bukan sekadar olahraga pagi, melainkan gerak bersama menuju harmoni, diiringi canda, sapaan, dan senyum yang menjembatani hati.

Yang Fest telah menjadi lebih dari sekadar festival. Ia adalah panggung tempat warga mengekspresikan diri, menumbuhkan kreativitas, dan menghidupkan ekonomi lokal. Dari lomba tari Sekar Jempiring hingga Lomba Lamak Surya, dari gebogan buah hingga penampilan band lokal, seluruhnya berdenyut dalam napas budaya Bali yang merangkul semua kalangan.

Baca Juga  AKSIKU 2025 Ditutup, SMPN 4 Nusa Penida Raih Juara, Atraksi Balaganjur Bibit Seniman Muda Bergema di Langit Klungkung

“Festival seperti ini bukan sekadar hiburan,” ujar Arya Wibawa di sela acara. “Ini wadah memperkuat rasa menyama braya, menggeliatkan ekonomi lokal, dan memberi ruang bagi generasi muda untuk berkreasi.”

Ia menegaskan, Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen mendorong lahirnya lebih banyak kegiatan berbasis masyarakat yang menumbuhkan kreativitas dan gotong royong. “Kami ingin setiap kelurahan punya ruang seperti ini — tempat ide, seni, dan kebersamaan tumbuh bersama,” tambahnya penuh keyakinan.

Sementara itu, Lurah Peguyangan I Gede Sudi Arcana menjelaskan bahwa festival tahun ini berlangsung selama dua hari, 18–19 Oktober, dengan dukungan luar biasa dari warga. Ia menyebut, kegiatan ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana memperkenalkan potensi daerah dan menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas lokal.

Baca Juga  Gema Sakral dari Sidakarya: Ketika Bandana Sidhi Gurnita Menyihir Ardha Candra

Tahun ini, suasana kian semarak dengan kehadiran Lolot Band, Yong Sagita, dan band-band lokal yang membangkitkan nostalgia serta semangat kebersamaan khas Peguyangan.

“Yang Fest adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat melahirkan ruang kreatif yang sehat, inklusif, dan penuh semangat positif,” tutup Sudi Arcana, dengan mata berbinar menyaksikan warga yang menari riang di bawah langit sore.

Di Peguyangan, kebersamaan bukan sekadar kata. Ia hidup dalam langkah-langkah warga yang berjalan bersama, dalam nada-nada musik yang menggema, dan dalam tangan-tangan yang saling menggenggam — merangkai Denpasar yang lebih hangat, lebih kreatif, dan lebih menyatu.

 

Berita Lainnya

Berita Terkini